Pendidikan Induktif: Merajut Karakter Sekolah Menuju Potensi Optimal
Oleh Odemus Bei Witono - Direktur Perkumpulan Strada dan Mahasiswa Doktoral STF Driyarkara
jpnn.com - Indonesia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman budaya, tidak hanya mengandalkan kekayaan alamnya, tetapi juga dikenal sebagai rumah bagi berbagai suku, tradisi, dan kepercayaan.
Setiap wilayah di Indonesia memiliki keunikan budaya yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masing-masing tempat.
Keberagaman inilah yang seharusnya menjadi aset berharga dalam membentuk karakter sekolah, di mana interaksi antarkebudayaan menjadi landasan penting dalam proses pendidikan.
Namun, di tengah kekayaan budaya ini, terdapat tantangan serius yang perlu diatasi, yaitu kurikulum pendidikan yang sering kali abstrak dan tidak memperhatikan kekayaan budaya setempat.
Hal ini mengakibatkan sekolah menjadi semacam tempat asing bagi para siswa, di mana kurangnya keterlibatan budaya lokal dapat mengurangi semangat belajar mereka.
Kurikulum yang tidak sesuai dengan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat lokal dapat menciptakan situasi keterpaksaan dalam pembelajaran.
Keterpaksaan ini, jika menjadi kebiasaan, berpotensi menciptakan luka mental bahkan trauma yang sulit diatasi.
Proses pembelajaran yang tidak relevan dengan konteks budaya lokal dapat menghambat perkembangan siswa dan mengurangi daya serap mereka terhadap materi pembelajaran.
Keberagaman seharusnya menjadi aset berharga dalam membentuk karakter sekolah. Interaksi antarkebudayaan menjadi landasan penting dalam proses pendidikan.
- Bea Cukai Memperkuat Edukasi Kepabeanan Lewat Program Campus Goes to Customs
- SNPMB 2025 Diluncurkan, Ada Ketentuan Baru yang Perlu Diketahui Siswa & Sekolah
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan, YPA-MDR Resmikan Gedung SMPN 18 Borong
- Prabowo Tegaskan Pendidikan dan Kesehatan Jadi Prioritas Utama APBN 2025
- Alokasi APBN Terbesar Untuk Pendidikan, Bukan Pertahanan
- Presiden Prabowo Ingin Tambah Jam Olahraga di Sekolah, 1 Jam Per Hari