Pendiri Tinggal Dua, Promosi Album Ke-34 lewat Facebook
Nama Nasida Ria pun semakin tenar. Selain di daerah asal, Semarang, mereka tampil di luar kota. ’’Daerah di Jawa Tengah kami jelajahi,’’ kata Rien.
Melihat anak didiknya semakin pintar bermain musik, Zain pun memutuskan untuk menamai grup musik itu. Nasida Ria menjadi pilihan. Nasid berarti nyanyian dan ria bermakna gembira. Jadi, artinya, bernyanyi dengan gembira.
Rien mengungkapkan, nama itu sangat cocok karena para personel sangat gembira saat menyanyikan lagu-lagu islami. Mereka lantas mengeluarkan album perdana, yaitu Ala Baladil Mahbub, Negeri Tercinta Indonesia. Album itu terdiri atas 10 lagu. Nama mereka pun semakin tenar dan diundang ke mana-mana. Bahkan, mereka mendapat undangan untuk tampil di Jerman dalam event pameran seni Islam. ’’Kami ke Jerman dua kali,’’ ucapnya.
Setelah sukses dengan album perdana, mereka meluncurkan album kedua, Waiyyak, Kepadamu. Kemudian, keluar album-album lain yang tidak kalah tenar. Yang juga booming adalah album Perdamaian. Nama Nasida Ria pun semakin berkibar. Selain ke Jerman, mereka diundang manggung di Malaysia.
Namun, nama mereka sempat meredup saat H M. Zain sebagai pendiri grup musik itu meninggal pada 2002. Rien menyatakan, dengan meninggalnya sang pendiri, Nasida Ria dikira sudah bubar. Hal itu memengaruhi nama besar mereka. Para anggota pun terpengaruh oleh kematian sang kiai yang selama ini berjasa membesarkan nama grup musik tersebut.
Undangan manggung pun berkurang. Jika biasanya sibuk mendatangi undangan, waktu mereka pun agak longgar. ’’Undangan tetap ada, tapi tidak sebanyak sebelumnya,’’ ujarnya.
Para personel pun tidak mau berlama-lama dengan kesedihan. Mereka ingin tetap mengembangkan grup musik itu. Walaupun undangan manggung berkurang, mereka berusaha bangkit.
Mereka kemudian memanfaatkan sarana yang ada. Salah satunya, melalui internet. Saat itu, kata Rien, Facebook sedang ramai. Dia pun menggunakan media sosial itu untuk memberi tahu para penggemar bahwa Nasida Ria tidak bubar dan tetap eksis.
Legenda kasidah Indonesia layak disandang grup kasidah modern Nasida Ria. Grup musik islami itu didirikan pada 1975, namun hingga kini masih eksis.
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor