Penduduk Miskin DKI Meningkat Pesat

Pengeluaran Terbesar untuk Makanan

Penduduk Miskin DKI Meningkat Pesat
Penduduk Miskin DKI Meningkat Pesat
Berdasarkan survey di enam wilayah DKI Jakarta, beber dia, garis kemiskinan pada 2011 sebesar Rp 355.480 per kapita per bulan. Jumlah ini lebih tinggi dari garis kemiskinan pada 2010 sebesar Rp 331.169 per kapita per bulan.

Kenaikan garis kemiskinan ini disebabkan faktor kenaikan laju inflasi dari tahun sebelumnya. Inflasi pada Maret 2010 mencapai 3,49 persen. Sedangkan Maret 2011 mencapai 5,95 persen. “Laju inflasi tinggi di tahun ini karena kenaikan harga-harga makanan dan minuman. Itu yang memacu kenaikan garis kemiskinan,” tandas Agus.

Akibatnya jumlah pengeluaran penduduk meningkat hingga Rp 355.480 per kapita per bulan atau harus mengeluarkan uang sekitar Rp 11.000 per hari. Dengan komposisi garis kemiskinan, yaitu garis kemiskinan makanan sebesar Rp 229.147 atau 64,46 persen dan garis kemiskinan non makanan sebesar Rp 117.682 atau 35,54 persen.

“Ternyata, dari 9,6 juta penduduk DKI Jakarta, ada 3,75 persen atau 363.420 orang yang pengeluarannya di bawah garis kemiskinan. Orang miskin di Jakarta lebih banyak mengeluarkan uang untuk kebutuhan makanan, daripada kebutuhan non makanan seperti tempat tinggal dan lainnya,” tutur Agus.

Menurutnya komoditi makanan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan garis kemiskinan, yaitu beras, rokok kretek filter, daging ayam ras dan telur ayam ras. Sedangkan komoditi non makanan yang mempengaruhi peningkatan garis kemiskinan yakni biaya perumahan dan listrik, pemeliharaan kesehatan dan pendidikan.

SURVEY Badan Pusat Statistik (BPS) DKI mencatat, pada Maret 2011, jumlah penduduk miskin di Jakarta meningkat hingga 51.240 jiwa atau 0,27 poin bila

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News