Peneliti Australia Beberkan Potensi Masalah Terkait Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

Peneliti Australia Beberkan Potensi Masalah Terkait Vaksinasi COVID-19 di Indonesia
Mewakili kaum milenial, Raffi Ahmad menjadi salah satu warga Indonesia yang disuntik vaksin COVID-19 tahap pertama. (Supplied)

"Dalam situasi seperti saat ini saya masih melihat ada negosiasi atau tawar-menawar."

"Kritik saya, di Indonesia sering terjadi [negosiasi] ini yang berbahaya sekali dan terlihat pada setiap leval sampai level nasional, tercermin dalam pendekatan pembatasan yang setengah-setengah ini," ujar dr Dicky.

Misalnya saja Kementerian Perhubungan mengizinkan tingkat keterisian penumpang pesawat sampai 100 persen atau penuh mulai 9 Januari hingga 25 Januari 202, bersamaan dengan pembatasan kegiatan masyarakat di Pulau Jawa dan Bali.

Peneliti Australia Beberkan Potensi Masalah Terkait Vaksinasi COVID-19 di Indonesia Photo: Sejumlah petugas memberikan pelayanan kepada warga di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19, Kemayoran, Jakarta. (Foto: Kogabwilhan I)

 

Dr Dicky juga meminta pemerintah untuk tidak menggunakan angka kesembuhan sebagai acuan karena dinilai salah kaprah.

"Enggak ada yang berani membuat definisi ini. Jadi katakanlah Indonesia mengatakan kasus pulih ada sekian, harus didefinisikan, rujukannya apa? Pulang dari rumah sakit? Keluar dari ruang isolasi? Dua kali PCR negatif? Mungkin itu definisi yang dipakai pemerintah. Tapi recovery sebenarnya punya definisi epidemiologis, sosial, dan klinis."

Secara epidemiologi, seseorang dianggap sudah sembuh jika sudah tidak menularkan, sementara secara klinis artinya tidak ada organ tubuh yang fungsinya terganggu dalam jangka pendek, menengah dan panjang.

Pulih secara sosial berarti seseorang tidak terganggu kehidupan sosialnya atau aktivitasnya.

Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang menerima vaksin COVID-19 di Indonesia, bersama dengan sejumlah perwakilan dari kalangan pejabat publik, tenaga kesehatan, tokoh agama dan tokoh publik lainnya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News