Peneliti Ecoton Ungkap Pengaruh Galon Air Minum Sekali Pakai bagi Lingkungan

Peneliti Ecoton Ungkap Pengaruh Galon Air Minum Sekali Pakai bagi Lingkungan
Ilustrasi. Foto: Darren Staples/Reuters

Dia mengatakan alasan produsen galon sekali pakai yang menganggap kemasannya masih bisa di-recycle tidak bisa dibenarkan. Apalagi belum ada rekam jejak produsen itu dalam melakukan upaya daur ulang.

“Meskipun bisa di daur ulang pasti galon sekali pakai ini tetap akan menambah banyak mikroplastik yang dilepas ke alam. Potongan-potongan plastik itu berpotensi menjadi transporter bahan-bahan berbahaya yang ada di lingkungannya. Karena plastik itu adalah zat kimia,  maka bisa mengganggu kesehatan manusia,” ucapnya.

“Jadi kalau yang lebih didahulukan itu daur ulang atau recycle-nya, kita menganggap itu adalah penyelesaian masalah sampah plastik yang salah. Langkah itu tidak akan mengurangi sampah yang kita hasilkan. Tetapi kadang-kadang kita terbalik, yang diutamakan itu recycle-nya seperti yang dilakukan produsen galon sekali pakai yang ditolak kehadirannya oleh para aktivis lingkungan,” ujar Andreas Agus Kristanto Nugroho, Selasa (19/1).

Karenanya, Andreas menyarankan agar pemerintah mengubah defenisi sirkular ekonomi. Menurutnya, sirkular ekonomi bukan hanya dalam bentuk ekonomi semata, tetapi bagaimana masyarakat juga bisa bertanggung jawab dengan pola konsumsi mereka.

Maka ketika masyarakat sadar bahwa yang dikonsumsinya  itu menjadi sampah, maka mereka tidak harus mengulangi pemakaian terhadap produk itu. “Seharusnya yang dimaksud sirkular ekonomi itu seperti itu, dan ini yang tidak dibentuk oleh pemerintah,” tukasnya.

Dikatakan, biasanya lingkungan selalu kalah dengan hitung-hitungan ekonomi.  Ini yang menyebabkan ketika industri mengklaim itu menjadi sesuatu yang bisa di-recycle, pemerintah langsung mengijinkannya.  

“Tetapi seharusnya penolakan sampah itulah yang utama kalau pemerintah mau benar-benar melakukan pengolahan sampah yang bernama plastik ini. Di mana harus ada pembatasan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” ucapnya.

Apalagi menurut Andreas, hanya 20% saja dari sampah plastik itu yang benar-benar bisa di-recycle, sisanya sebanyak 80% adalah downgrade atau sudah tercemar.

Organisasi lingkungan Indonesia Ecoton menolak penggunaan kemasan plastik dan kemasan galon air sekali pakai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News