Peneliti Serukan Agar Kandungan Kafein Dalam Minuman Ringan Dibatasi

Penelitian di negara bagian Victoria, Australia meminta agar adanya pembatasan yang ketat soal jumlah kandungan kafein dalam minuman ringan. Menurut mereka kafein malah menyebabkan orang-orang tambah lagi dalam mengkonsumsi minuman ringan.
Para peneliti di Deakin University, Melbourne meneliti hampir seratus orang yang minum minuman ringan berkafein untuk berpartisipasi dalam penelitian, yang dilakukan selama enam minggu.
"Mereka minum satu dari dua limun, baik limun yang mengandung kafein yang kandungannya seperti minuman bersoda yang ada di pasaran saat ini, maupun limun tanpa tanpa kafein," jelas Profesor Lynn Riddell dari Deakin University.
Setelah empat minggu dari percobaan ini dilakukan, ditemukan bahwa mereka mengkonsumsi minuman mengandung kafein, akan meminum lebih banyak lagi, dibandingkan mereka yang meminum limun tanpa kafein.
Para peneliti kini yakin bahwa penambahan kafein ke dalam minuman meningkatkan jumlah konsumsi minuman limun berkafein.
Profesor Lynn Riddell kini menyerukan agar ada pembatasan yang lebih ketat soal kadar kafein dalam minuman ringan.
"Dengan standar makanan Australia saat ini, kita memiliki regulasi yang baik soal batasan kandungan kafein yang diperbolehkan dalam makanan. Juga dibatasi pada minuman bersoda dan minuman energi," jelas Profesor Riddell.
"Dem kesehatan warga, akan lebih bagus jika kita menghapus kandungan kafein yang diperbolehkan sebagai penambah rasa dalam minuman manis."
Tetapi Dewan Minuman Kemasan Australia menyatakan keberatan dengan pembatasan lebih lanjut.
Penelitian di negara bagian Victoria, Australia meminta agar adanya pembatasan yang ketat soal jumlah kandungan kafein dalam minuman ringan. Menurut
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina