Pengakuan Marzuki Alie Mentahkan Anggapan Megawati Menzalimi SBY
jpnn.com, JAKARTA - Pengakuan mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie mendapat respons dari Direktur Eksekutif Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW) Nova Andika.
Marzuki pernah menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menyatakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dua kali kecolongan saat pemilihan presiden.
Pernyataan Marzuki tersebut terucap saat berbincang dengan eks politikus Partai NasDem Akbar Faisal, dalam kanal YouTube Akbar Faisal Uncensored.
"Dari pengakuan Marzuki Alie rakyat juga bisa menilai, apa yang dahulu dituduhkan bahwa SBY dizalimi Ibu Megawati, ternyata kebenaran sejarah menunjukkan itu tidak benar. Namun sebaliknya dibangun demi politik pencitraan," ujar Nova Andika dalam keterangannya, Kamis (18/2).
Ia kemudian menyebut, praktik menempatkan diri sebagai korban dikenal dengan istilah viktimisasi.
Artinya, memanipulasi sebuah keadaan dengan tujuan memperoleh simpati masyarakat menjelang pemilihan.
Andika sependapat dengan pandangan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang sebelumnya menyebut, pengakuan Marzuki Alie menjadi bukti SBY sejak awal memiliki desain pencitraan tersendiri, seakan-akan sebagai sosok yang dizalimi.
“Saya setuju dengan tanggapan Pak Hasto terkait permasalahan ini, bahwa dari pengakuan Marzuki Alie terlihat hukum moralitas sederhana dalam politik tidak terpenuhi dalam sosok Pak SBY," katanya.
Pengakuan mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie dinilai sebagai bukti bahwa Megawati tidak menzalimi SBY jelang Pilpres 2004.
- Megawati Minta Kader PDIP Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat
- Alasan Ganjar Tak Hadiri Open House di Rumah Megawati
- Silaturahmi ke Rumah Megawati, Ganjar Cerita Pengalaman Mudik dan Bertemu Rakyat
- Tanggapi Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo, Burhanuddin Singgung Nasib Hak Angket
- Dasco Bilang Begini Soal Rencana Pertemuan Mega-Prabowo
- Para Menteri Jokowi ini Datangi Rumah Bu Mega