Pengakuan Suliono, Penyerang Jemaat Gereja St Lidwina

Pengakuan Suliono, Penyerang Jemaat Gereja St Lidwina
Jemaat Gereja St Lidwina Bedog, Kabupaten Sleman, Jogjakarta, sudah diperbolehkan masuk ke dalam gereja tersebut. Foto: Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja

jpnn.com, JAKARTA - Suliono, pelaku penyerangan terhadap jemaat gereja St Lidwina, Sleman, Jogja, terdeketski telah terpapar paham radikal dari sebuah kelompok di Sulawesi Tengah.

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan,Suliono saat masih SMA bersekolah di Morowali dan kuliahnya di Palu.

Saat itulah kemudian dia mengikuti kegiatan sebuah organisasi keagamaan. ”Dari situlah dia belajar akidah yang berbeda pemahaman,” terangnya.

Selanjutnya, saat di Magelang, Suliono juga mendok di sebuah pesantren. Namun, pendidikan di pesantren itu hanya dilalui sebentar.

”Dia berencana untuk pulang ke Banyuwangi setelahnya, namun mampir dulu ke Jogja,” paparnya ditemui di kantor Divhumas Polri.

Dia menjelaskan, tercatat juga bahwa Suliono belajar dari internet terkait paham keliru itu. Akhirnya muncul dorongan dari dalam dirinya untuk melakukan aksi penyerangan di Jogjakarta tersebut. ”Ini pengakuan dari tersangka ya,” ungkapnya.

Sebelum melakukan aksi, Suliono ini juga mengakses internet untuk mencari alamat gereja terdekat serta, tempat mencari senjata.

Setyo menjelaskan, akhirnya dipilih gereja yang diserang itu. ”Dengan semua ini, kami masih memandang bahwa pelaku ini lone wolf,” paparnya.

Suliono, pelaku penyerangan terhadap jemaat gereja St Lidwina, sebenarnya hendak pulang ke Banyuwangi, namun mampir ke Jogjakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News