Pengalaman Salat Idul Fitri di Ulan Bator, Mongolia
Ketemu "Mescid" Kecil, Jamaah Rela Berdesak-desakan
Rabu, 22 Agustus 2012 – 00:44 WIB
Meski sejak 1990 Partai Komunis Mongolia runtuh dan kebebasan beragama dijamin, tidak mudah mencari orang Islam dan masjid di Ulan Bator, ibu kota Mongolia. Wartawan Jawa Pos AINUR ROHMAN yang sedang bertugas di sana memperoleh pengalaman menarik saat akan salat Id.
= = = = = = = = =
MENEMUKAN masjid dan pemeluk Islam di Ulan Bator tidak mudah. Sejak tiba di Mongolia pada 16 Agustus lalu bersama Tim Nasional Basket U-18 Indonesia yang berkompetisi pada ajang 22nd FIBA Asia U-18, saya selalu menanyakan letak masjid kepada penduduk setempat. Namun, semua orang yang saya tanya menggeleng. Bahkan, mereka mengatakan bahwa Ulan Bator tidak memiliki masjid.
"Saya yakin orang Islam di Ulan Bator sangat langka. Mayoritas penduduk di sini beragama Buddha," kata liaison officer lokal timnas U-18 Javzandolgor Bat Orshih. Menurut Javzandolgor, hampir 100 persen penduduk asli Mongolia memeluk agama Buddha aliran Tibet.
Tapi, pernyataan Javzandolgor itu berbeda dengan informasi yang disampaikan pelatih timnas Bahrain Aqeel Isa Milad yang muslim. Karena itu, ketika saya tanya apakah dia mengetahui masjid yang menyelenggarakan salat Idul Fitri di Ulan Bator, Aqeel menjawab dengan meyakinkan.
Meski sejak 1990 Partai Komunis Mongolia runtuh dan kebebasan beragama dijamin, tidak mudah mencari orang Islam dan masjid di Ulan Bator, ibu kota
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor