Pengamat Berikan 9 Catatan untuk PKB Setelah Pemilu 2024

Pengamat Berikan 9 Catatan untuk PKB Setelah Pemilu 2024
Cawapres bernomor urut 1 di Pilpres 2024 Muhaimin Iskandar berorasi di hadapan pendukungnya pada kampanye akbar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Lapangan Lugjag, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (6/2/2024). Foto: ANTARA/Budi Candra Setya

"Ketiga, sumber daya caleg yang kuat. Dominasi PKB di Jatim lebih karena faktor, sumber daya para calegnya yang kuat, petarung dan tingkat ketokohan yang diterima publik luas," tuturnya.

Menurutnya ada sejumlah tokoh yang memiliki peran itu, seperti Rusdy Kirana, Syaikhul Islam Ali Masyhuri dan Arzeti Bilbina, Halim Iskandar, Hanif Dhakiri, Ana Muawanah, Jazilul Fawaid, Fathan Subki, Kadir Karding, Marwan Jakfar.

Sholeh menyebutkan nama-nama itu adalah profil sejumlah figur kuat dari sisi dana, keumatan, dan birokrat.

"Namun, ada fenomena lain selain melonjaknya suara PKB secara nasional, justru dibarengi dengan menurunnya suara PKB di Jateng. Artinya, kenaikan PKB di Jatim dan turunnya PKB di Jateng, sama-sama terlepas dari aspek Muhaimin," kata Sholeh.

Dia menyebutkan pada Pemilu 2024 juga terlihat kedewasaan berpolitik para politisi PKB. 

"Manajemen "iron hand" Muhaimin, yang menepikan kader-kader utama (meski diberi kesempatan nyaleg dan terpilih), tidak membuat sejumlah kader berisik di luar," jelasnya.

Sholeh menyebutkan tokoh seperti Marwan Jafar ataupun sejumlah mantan elit PKB, seperti Ali Masykur Musa, Abdul Kadir Karding, Imam Nahrowi, Lukman Edy, Alwi Shihab, Hikam bahkan Mahfud Md mampu menahan diri untuk tidak memperuncing konflik dengan mempublish konflik-konflik tersebut.

"Sepertinya PKB banyak belajar dari Golkar dalam mengelola konflik internal," ucapnya.

Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari memberikan catatan untuk PKB seusai Pemilu 2024

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News