Pengamat: KAMI Hanya Minta Perhatian agar Diberi Jabatan

Pengamat: KAMI Hanya Minta Perhatian agar Diberi Jabatan
Sejumlah tokoh menghadiri deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (18/8), antara lain Din Syamsuddin dan Jenderal Purn.Gatot Nurmantyo. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh mendeklarasikan KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8).

Pengamat politik Haris Hijrah Wicaksana menilai, gerakan KAMI biasa-biasa saja untuk menyuarakan aspirasi di alam demokrasi, sehingga pemerintah tidak perlu panik.

"Di negara demokrasi hal itu hal wajar para tokoh menyuarakan dengan lantang mengkritisi kebijakan pemerintah, sepanjang kritikannya membangun dan solusi," kata Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisip) Setia Budhi Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten, Kamis (20/8).

Dikatakan, pemerintah tidak perlu membesar-besarkan karena gerakan oposisi itu biasa-biasa saja di sebuah negara penganut demokrasi.

Di negara demokrasi itu tentu perlu ada kaum oposisi yang menyuarakan kritik secara lantang.

"Kami menilai gerakan deklarasi KAMI itu sebagai aksi damai dan tidak menjadikan ancaman untuk melakukan pemakzulan maupun menggulingkan pemerintah Joko Widodo yang sah dan legal," katanya.

Menurut dia, dalam sistem pemerintahan presidensial, sangat berat untuk menggulingkan presiden.

Gerakan deklarasi KAMI itu, kata dia, hanya untuk mendapatkan perhatian pemerintah agar para tokoh bisa kembali diajak bergabung di pemerintahan Jokowi.

Pengamat politik Haris Hijrah Wicaksana menilai, gerakan KAMI hanya karena sebagian tokohnya butuh perhatian, minta jabatan ke Jokowi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News