Pengamat Kepolisian Singgung Kesalahan Polri dalam Penanganan Kasus Brigadir J, Ada soal Autopsi

Pengamat Kepolisian Singgung Kesalahan Polri dalam Penanganan Kasus Brigadir J, Ada soal Autopsi
Rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan yang disebut sebagai lokasi baku tembak yang menewaskan Brigadir J. Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

"Ini lebih pada untuk menjaga objektivitas, transparansi, dan kepercayaan saja," ujar Bambang.

Bambang juga meminta Polri harus membuka rekaman CCTV yang sudah ditemukan di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) kasus baku tembak itu.

"Kalau CCTV itu benar yang berada di kediaman saat terjadi peristiwa, polisi harus membukanya. Ini memang ujian yang relatif berat bagi polisi yang tidak profesional, tetapi sangat mudah bagi yang memiliki integritas dan profesional," pungkas Bambang.

Presiden Jokowi meminta Polri tidak menutup-nutupi penyidikan atau temuan dalam kasus yang menewaskan Brigadir J.

"Saya sudah sampaikan, usut tuntas, buka apa adanya, jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan," kata Jokowi di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis.

Kepala negara menegaskan bahwa pengusutan secara tuntas dan transparan penting, agar tidak ada keragu-raguan dari masyarakat.

Jokowi bilang Polri sebagai institusi, harus menjaga kepercayaan publik.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tak tinggal diam.

Bambang Rukminto menyoroti kesalahan Polri dalam penanganan kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J atau Nofryansah Yosua Hutabarat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News