Pengamat Memprediksi Bakal Capres Tidak Berhasil Ikut Pilpres 2024, Nih Penjelasannya
"Sebab, koalisi di Indonesia ini koalisi yang tidak permanen. Tidak terlalu ketat,” ungkapnya
Menurut Cecep, tidak tertutup kemungkinan sosok yang saat ini disebut-sebut sebagai bakal calon presiden malah tidak berhasil ikut serta dalam Pilpres 2024.
Sebab, akan ada kontemplasi internal dalam tubuh partai dalam menentukan untung-rugi dalam sebuah kontestasi dan peluang terbesar untuk menang pilpres.
“Di situ akan ada kontemplasi internal. Mereka akan melihat popularitas di masyarakat," tambahnya.
Cecep menilai ada waktu untuk para king maker dalam menjajaki dan meramu negosiasi yang diharapkan. Namun akhirnya mereka akan realitis dalam penempatan posisi.
“Mereka akan realistis pada akhirnya, melihat hasil survei dan kecenderungan. Maulah nanti dilamar jadi cawapres atau menko," pungkasnya.
Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana mengatakan di atas semua itu ada Presiden Joko Widodo.
“Kalau King Maker yang disebut di survei adalah mereka yang punya parpol, ketua umum, sehingga mereka ada kesempatan untuk mencalonkan diri sebagai capres dari partai. Namun, yang dilupakan adalah Pak Jokowi, sebagai presiden, dan punya pengaruh, bukan hanya di istana, tetapi juga di koalisi,” ungkap Aditya, Rabu (21/12).
Pengamat memprediksi sosok yang disebut-sebut sebagai bakal Capres malah tidak berhasil ikut dalam Pilpres 2024 sehingga akan terjadi negosiasi koalisi.
- 3 Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Minta Eks Bupati Tabalong Maju di Pilgub Kalsel
- Sikap PDIP Masih Dinanti, Parpol Pendukung Prabowo Dag Dig Dug
- Jalan Politik Gibran: Mengubah Hinaan Menjadi Kekuataan
- Persiapan Pilkada 2024, PPP Siap Berkolaborasi dengan Parpol Lain
- Jazuli: Keputusan PKS Berada di Koalisi atau Oposisi Bukan Selera Personal
- Tim 7 Jokowi Rayakan Kemenangan Prabowo-Gibran dengan Membantu Masyarakat