Pengamat: Sangat Konyol Partai Berkarya Laporkan Basarah

Pengamat: Sangat Konyol Partai Berkarya Laporkan Basarah
Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah di Jakarta, Rabu (28/11). Foto: Fathan Sinaga/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai, langkah Partai Berkarya memperkarakan Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah yang menyebut Soeharto sebagai guru korupsi ke jalur hukum, berpotensi membuka aib masa lalu.

"Masyarakat belum lupa ingatan, dokumentasi mengapa rezim Soeharto lengser juga mudah didapat. Maka, upaya menggugat pernyataan Basarah Soeharto sebagai biang korupsi, adalah langkah sia-sia," ujar Ari kepada JPNN, Senin (3/12).

Pembimbing disertasi S3 di Universitas Padjajaran ini juga meyakini korban-korban praktik KKN di masa Soeharto berkuasa masih banyak yang mau bersuara.

"Jadi, sangat konyol jika Partai Berkarya mau 'fight' dengan PDI Perjuangan," ucapnya.

Pengajar di Universitas Indonesia ini lebih lanjut mengatakan, ucapan Ahmad Basarah soal Soeharto juga bertujuan untuk mengingatkan agar generasi muda tidak melupakan sejarah.

Pasalnya, belakangan ini begitu mudah pihak-pihak tertentu memutar balik fakta demi kepentingan pribadi dan kelompoknya dalam merebut simpati masyarakat.

Basarah sebelumnya menyebut mantan presiden Soeharto guru korupsi di Indonesia, menyusul pernyataan calon presiden Prabowo Subianto di forum internasional di Singapura yang mengatakan, Indonesia dijangkiti korupsi stadium empat.

Atas pernyataan tersebut, Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra yang akrab dipanggil Tommy Soeharto kemudian meminta Laskar Berkarya melaporkan Ahmad Basarah ke kepolisian.(gir/jpnn)


Partai Berkarya melaporkan Ahmad Basarah yang menyebut Soeharto guru korupsi, dianggap sebagai langkah konyol.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News