Pengecekan Visa Secara Acak Bagi Warga Melbourne Dibatalkan
Satuan Perbatasan Australia (Border Force) berencana melaksanakan patroli di jalan-jalan di pusat Kota Melbourne Jumat (28/8/2015) malam dengan tujuan mencari para pelanggar visa. Namun operasi itu akhirnya dibatalkan setelah mendapat protes luas.
Komandan Australian Border Force (ABF) untuk wilayah Victoria dan Tasmania, Don Smith dalam pernyataannya hari Jumat (28/8/2015) menjelaskan petugas ABF akan ditempatkan di sejumlah titik dan "akan memeriksa setiap orang yang ditemui".
"Jika anda melakukan pelanggaran visa, anda harus tahu bahwa hanya masalah waktu sebelum anda tertangkap," demikian dikatakan dalam pernyataan itu.
Aksi demo menentang rencana pemeriksaan visa warga Melbourne, Jumat (28/8/2015)
Dikatakan, Jumat malam dan Sabtu malam ABF akan bersama-sama dengan petugas pengelola kereta api, tram, kantor Sheriff, serta Kepolisian Victoria akan menjalankan operasi bersandi Operation Fortitude.
"Dengan fokus kepada warga yang berada di sekita pusat kota, kami bersama petugas berbagai lembaga ini akan memastikan kepentingan warga, dengan target mulai dari yang berperilaku anti sosial hingga pelanggaran lainnya," katanya.
Menanggapi pengumuman ABF itu, juru bicara Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan menjelaskan, "ABF tidak akan menghentikan orang di jalan-jalan secara acak... dan ABF tidak akan menarget orang berdasarkan ras, agama atau etnisnya".
Satuan Perbatasan Australia (Border Force) berencana melaksanakan patroli di jalan-jalan di pusat Kota Melbourne Jumat (28/8/2015) malam dengan tujuan
- Dunia Hari Ini: Pemimpin Hizbullah Sebut Serangan Israel 'Deklarasi Perang'
- Dunia Hari Ini: Jutaan Data NPWP Diduga Bocor, Termasuk Milik Presiden Joko Widodo
- Dunia Hari Ini: Ledakan Massal 3.000 Penyeranta Hizbullah Tewaskan Sembilan Jiwa di Lebanon
- Dunia Hari Ini: Baku Tembak di Papua Menewaskan Puluhan Jiwa
- Bruce Christie dari Australia Raih Penghargaan karena Bantu Perkembangan Kriket di Indonesia
- Siswa Pendidikan Dokter Spesialis Dianggap 'Rentan' Dengan Ancaman Perundungan dan Senioritas