Penghasilan di Atas Rp 1,5 Juta per Bulan Dilarang Gunakan Elpiji 3 Kg
Selain terkadang sulit ditemukan, Wiyati juga melihat persoalan ini tak lepas dari minimnya pasokan elpiji di atas 3 kg ke Berau, sehingga ada saja warga mampu terpaksa membeli gas melon, sebab elpiji 5 kg dan 12 kg yang dipasok ke Berau belum memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Kan gas ini pengganti minyak tanah. Apabila dibandingkan dengan jumlah PNS Berau saja yang mencapai 5.000 orang lebih, memang belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Belum lagi jumlah warga mampu lainnya. Karena pasokan elpiji non subsidi juga memang kuotanya masih sangat minim,” ujarnya saat diwawancarai beberapa hari lalu.
Karena itu, tidak heran juga jika masih banyak warga mampu yang sampai sekarang juga masih menggunakan elpiji subsidi itu, sebab elpiji non subsidi kurang. Wiyati menyarankan agar ke depan, pendistribusian elpiji 3 kg melalui pihak kelurahan atau ketua-ketua RT, sebab keluharan dan RT tentu memiliki data jumlah warganya yang berkategori miskin.
“Kami melihat bahwa yang paling tepat menyalurkan elpii 3 kilo itu adalah pihak kelurahan dengan RT, karena mereka mempunyai data siapa saja yang berhak menerimanya,” jelasnya. (arp/asa)
Namun kenyataannya di lapangan, masih banyak UMKM yang berpenghasilan tinggi terus menggunakan elpiji 3 Kg.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- FIF Group dan Universitas Parahyangan Meluncurkan Score FLS
- Sukses Bawa UMKM Go Global, Pertamina Kembali Gelar UMK Academy, Ini Link Pendaftarannya
- Pertamina Gandeng Perempuan Pelaku UMKM dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
- Integrasi TikTok Shop & Tokopedia Bakal Buat Pasar UMKM Makin Besar
- Sinar Mas Land & Plasticpay Resmikan RVM, Penukar Sampah Botol Plastik jadi Uang
- Cerita UMKM Kue Kering di Sidoarjo, Omzetnya Meroket karena Bantuan BRI