Pengkhianat Burung

Oleh: Dahlan Iskan

Pengkhianat Burung
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Maka saling hujat, kini terjadi di antara politisi di Pakistan. Pasti akan lebih ramai di hari-hari berikutnya.

Mereka juga saling demo. Saya sering membaca seruan demo dari partai politik. Waktu demo yang ditetapkan: habis salat isya. Rupanya menyesuaikan dengan bulan puasa. Demo harus malam hari. Waktunya hanya disebut ''habis salat isya''. Bukan ''habis tarawih''.

Dalam demo-demo itu Imran Khan menegaskan: para pengkhianat partai tidak akan bisa jadi caleg lagi.

Imran juga selalu mengungkapkan kemelut sekarang ini didalangi oleh Amerika. Ia menyebut nama Donald Lu. Ia wakil Menlu Amerika urusan Asia Selatan. Donald Lu dianggap melakukan kontak-kontak politik dengan mereka yang memprakarsai mosi tidak percaya.

Tapi putusan Mahkamah Agung itu sendiri belum akan membuat semuanya jelas. Apakah harus segera Pemilu. Kan DPR masih eksis. Atau masih menunggu mosi tidak percaya berikutnya. Yang oposisi belum tentu masih akan berhasil. Bisa saja di antara yang dulu membelot dari Imran Khan sudah masuk angin.

Setidaknya heboh-heboh politik ini telah membuat sebagian orang melupakan kenaikan harga-harga di sana.

Karena harga-harga naik politik kisruh. Karena kisruh mereka lupa kalau harga-harga naik. (*)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.


Berita Selanjutnya:
Nasib Imran

Dalam demo-demo itu Imran Khan menegaskan: para pengkhianat partai tidak akan bisa jadi caleg lagi.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News