Pengungsi Afghanistan Kesulitan Mencari Rumah di Australia

Pengungsi Afghanistan Kesulitan Mencari Rumah di Australia
Survei tersebut menemukan bahwa sebagian besar pengungsi Afghanistan merasa bahagia di Australia, tetapi kesulitan mencari rumah. ()

Terlepas dari evakuasi mendadak dari negara asalnya, AMES menemukan 84 persen pengungsi Afghanistan senang hidup di Australia.

Salah satunya adalah Bushra Afrasiabi, yang meninggalkan Afghanistan pada November 2021 untuk mencari kehidupan yang lebih baik bagi anaknya yang berusia 18 bulan.

"Saya tidak merasa kurang dari warganegara Australia. Saya merasa memiliki hak yang sama. Ini membuat saya sangat bahagia. Membuat saya merasa baik," kata Afrasiabi.

Survei tersebut juga menemukan 76 persen pengungsi menilai warga Australia ramah, 67 persen menganggap organisasi pemerintahan telah menolong mereka, dan hanya 3 persen yang mengalami diskriminasi.

"Saya merasa terlibat dalam komunitas Australia. Karena orang-orangnya, pluralisme, dan penerimaan di sini," kata Amiri.

Kesulitan mencari rumah

Dari dukungan pemerintah Australia yang diberikan, akomodasi dianggap terpenting oleh 32 persen responden, sementara bantuan pemerintah bernama Centrelink menempati urutan kedua.

Afrasiabi dan Amiri mengatakan mereka kesulitan menemukan perumahan dengan tunjangan Centrelink, apalagi belum memiliki riwayat sewa tempat tinggal di Australia untuk membantu permohonan sewa.

"Menyewa menjadi masalah besar Australia, sampai saya harus mengecek ke 20 rumah sampai dapat, karena kami tidak memiliki riwayat menyewa, dan beberapa orang ragu menyewakan rumahnya kepada para pengungsi," kata Amiri.

Sebuah survei terhadap pengungsi Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban di tahun 2021, menemukan mereka merasa diterima dan senang tinggal di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News