Pengusaha Sawit di Kalbar Minta Pemerintah Buka Kran Ekspor CPO
jpnn.com, PONTIANAK - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Kalimantan Barat berharap pemerintah membuka kembali kran ekspor crude palm oil (CPO).
GAPKI Cabang Kalbar berharap dibukanya kembali kran ekspor CPO itu memberikan dampak pada penerimaan devisa negara, dan penyerapan lapangan kerja.
Ketua GAPKI Cabang Kalbar Purwati Munawir mengatakan larangan ekspor tentu berdampak dalam banyak hal.
Dia menjelaskan dari pajak ekspor saja, bisa membuat penerimaan negara dari sawit tidak ada. “Kemudian, dari sisi penyerapan lapangan kerja tentu berkurang,” katanya di Pontianak, Kalbar, Rabu (11/5).
Menurut dia, sebagian besar pelaku usaha sawit di Kalbar merupakan produsen CPO.
Oleh karena itu, apabila larangan ekspor berlanjut lebih lama, maka kapasitas tangki penyimpanan pabrik terbatas dan akan penuh.
Hal itu dapat membuat aktivitas bisa saja berkurang, dan berdampak pada tenaga kerja dan lainnya.
"Belum lagi penyerapan buah sawit masyarakat terutama kebun swadaya. Kapasitas tangki pabrik terpenuhi maka perusahaan bisa saja fokus ke kebun sendiri atau plasma," jelas dia.
Pengusaha kelapa sawit di Kalbar meminta pemerintah membuka kran ekspor CPO atau crude palm oil.
- KMP Bukit Raya Terbakar, Satu Kru Kapal Dilarikan ke RS Antonius Pontianak
- Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Dunia Tersengat Listrik, Begini Kejadiannya
- Pleno KPU RI, Sebegini Perolehan Suara Anies, Prabowo, dan Ganjar di Kalbar
- Demi Menyejahterakan Petani, Ganjar Tegaskan Indonesia Harus Punya Dewan Sawit Nasional
- Mampir ke Pasar Kapuas Indah Pontianak, Ganjar Beli Sepatu Seharga Rp 65 Ribu
- Ganjar Tokoh Paling Toleran, Masyarakat Lintas Etnis di Kalbar Kompak Memberikan Dukungan