Pengekspor Sapi Australia Rasakan Dampak Peningkatan Kasus Covid-19 di Indonesia

"Banyak sekali sapi yang kita jual ke penggemukan di Indonesia, masuk ke pasokan daging untuk kelompok sosial ekonomi rendah melalui pasar basah," katanya.
"Bagus saja untuk mengatakan perlunya lockdown dan menghentikan sementara perdagangan ini tapi dampaknya akan langsung pada kemampuan masyarakat mencukupi kebutuhan makan mereka," katanya.
Kekhawatiran soal kesejahteraan hewan
Ledakan kasus COVID-19 di Indonesia terjadi di saat pengawasan terhadap perdagangan sapi hidup sudah mulai meningkat.
Jumat lalu, ALEC diberitahu tentang keluhan kepada Departemen Pertanian, Air dan Lingkungan Federal atas penanganan dan penyembelihan sapi yang tidak sesuai aturan di tujuh rumah potong hewan di Indonesia.
Juru bicara Departemen Pertanian mengatakan bahwa laporan berasal dari People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) pada 25 Juni dan masih dalam pengecekan.
Menurut Mark Harvey-Sutton industri ekspor ternak Australia bekerjasama dengan importir untuk memastikan standar kesejahteraan hewan dipertahankan selama pandemi.
"Kami telah berbicara dengan importir Indonesia selama seminggu terakhir tentang ketidakpatuhan ini. Mereka menyampaikan bahwa mereka berkomitmen untuk menegakkan standar," katanya.
"Kami sangat berbesar hati dan menghargai upaya mereka untuk memastikan standar tetap diterapkan selama masa sulit ini," katanya.
Ketua Dewan Pengekspor Ternak di Australia menerima laporan dari mitranya di Indonesia bahwa banyak staf importir yang sakit atau meninggal karena COVID.
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas