Penipu Online Berhasil Mencuri Sekitar Rp 20 Triliun dari Warga Australia di Tahun 2021
"Ada kekayaan besar yang bisa dihasilkan. Ada pasar di situs website bawah tanah yang menjual semua yang Anda butuhkan untuk menjadi penipu online," kata Delia.
Sebelum COVID, pada 2019, warga Australia mengalami kerugian sekitar 634 juta dolar. Pada tahun 2020, jumlahnya meningkat menjadi 850 juta dolar.
Saat itu, warga menghabiskan lebih banyak waktu sendirian dengan ponsel atau komputer, menyebabkan mereka rentan terhadap penipuan seperti phishing email.
Modus ini melibatkan penipu yang menyamar sebagai pegawai bank atau otoritas lainnya untuk mengelabui korban agar memberikan informasi data pribadi, termasuk password atau kata sandi.
Jumlah laporan penipuan phishing meningkat 183 persen dari 2019 hingga 2020. Pada tahun 2021, modus ini meningkat lagi sebesar 62 persen.
Pada tahun 2021 juga penipuan SMS mengalami lonjakan terbesar dalam sejarah Australia.
Mulai bulan Agustus 2021, ribuan orang Australia menerima pesan teks tentang panggilan tak terjawab, pesan suara, pengiriman, dan upload foto.
Pesan tersebut meminta korbannya untuk mengklik tautan yang mereka kirimkan. Korban yang mengklik tautan itu, otomatis terpapar malware yang memberikan akses ke kata sandi dan akun korban.
Beberapa hari setelah menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai pegawai Microsoft, dia baru menyadari uangnya rai
- ABK Asal NTT dan 9 WNA China Terombang-ambing di Laut Australia hingga ke Sukabumi
- Dunia Hari Ini: Pria Australia Diancam 12 Tahun Penjara di Bali
- Dunia Hari Ini: Australia Akan Mempersulit Orang yang Suka Gonta-ganti Visa
- Dunia Hari Ini: Lukisan Raja Charles Jadi Serangan Aktivis Pencinta Hewan
- Dunia Hari Ini: Misteri Kematian Presenter TV Inggris Akhirnya Terjawab
- Waspada Penipuan Online Penjualan HP Murah, Begini Modus Pelaku