Penipuan Online Banking di Australia Bikin Geger, Saldo Rp 300 Juta Terkuras dalam 2 Menit

Metode populer yang digunakan oleh penipu siber adalah apa yang dikenal sebagai "phishing", yang dilakukan dengan meniru email resmi suatu bank atau perusahaan. Bila calon korban menanggapi email ini, biasanya mereka diminta membagi data pribadinya.
Metode lainnya yaitu "smishing", sama dengan "phishing", tapi menggunakan pesan SMS ke HP calon korbannya.
"Jadi smishing adalah penipuan melalui SMS dan phishing umumnya melalui email atau panggilan telepon," jelas Dave.
'Milikmu, milik kami juga'
Seorang pemimpin kelompok penipuan siber telah dipenjara pada bulan Mei setelah menipu puluhan warga Australia saat terjadinya lockdown COVID-19 pada tahun 2020.
Berkas persidangan pengadilan mengungkapkan kelompok tersebut membuat identitas palsu di situs website yang mereka sebut "1-stop-rort-shop". Mereka menawarkan perangkat lunak yang mereka klaim dapat menghindari filter spam SMS.
Video promosi kelompok ini menunjukkan logo khusus dan gumpalan uang tunai disertai dengan musik yang mengancam.
"Dalam kasus ini, kami bisa katakan para pelakunya cukup terampil," kata Asisten Komisaris Komando Siber, ????Chris Goldsmid.
"Kami memperkirakan mereka mengirim lebih dari 20 juta pesan SMS," jelasnya.
Seorang pengusaha kecil di Melbourne menjadi korban penipuan online banking setelah masuk ke website palsu yang mirip dengan website asli salah satu bank
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan