Penipuan Online Banking di Australia Bikin Geger, Saldo Rp 300 Juta Terkuras dalam 2 Menit
Motto "rort corp" adalah "apa yang menjadi milikmu adalah milik kami juga".
Polisi menemukan pelaku memiliki akses ke sejumlah besar data pribadi, pertanyaan dan jawaban rahasia yang digunakan untuk mengakses informasi login dari korbannya.
Dalam satu contoh, seorang anggota grup membual tentang pengiriman "13 set" data pribadi dan keuangan, khususnya nomor rekening bank, sandi akun bank, nama lengkap, nomor kartu kredit, tanggal kedaluwarsa, dan nomor CCV kartu kredit.
Sindikat ini memiliki belasan identitas palsu dan klise untuk membuat kartu asuransi kesehatan Medicare.
"Sulit bagi penegak hukum dan lembaga terkait untuk menerapkan alat pencegahan dan intervensi secara tradisional," jelas Dave Lacy.
Harus bertindak cepat
Pemerintah Australia yang baru terpilih telah berjanji untuk menindak tegas kejahatan dunia maya, termasuk dengan memperkenalkan UU baru untuk perbankan dan perusahaan telekomunikasi.
Di sisi lain, korban kejahatan siber disarankan untuk segera melaporkan kasusnya ke pihak berwajib.
"Jika Anda merasa telah menjadi korban penipuan online banking, jangan malu untuk segera menghubungi banknya," kata Chris Goldsmid.
Seorang pengusaha kecil di Melbourne menjadi korban penipuan online banking setelah masuk ke website palsu yang mirip dengan website asli salah satu bank
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat