Penjabaran Sila-Sila Pancasila Dalam Membangun Karakter Bangsa

Agus Widjajanto SH MH - Praktisi Hukum, Penulis dan Pemerhati Polsosbud

Penjabaran Sila-Sila Pancasila Dalam Membangun Karakter Bangsa
Praktisi hukum dan pemerhati budaya Agus Widjajanto. Foto: Dokumentasi pribadi

Di samping sumber tertulis dalam negeri dari warisan luhur bangsa, Bung Karno atas masukan bimbingan para sesepuh juga mengambil dari Piagam Madinah. Sebuah perjanjian yang dibuat Nabi Muhammad dengan berbagai kalangan. Piagam 47 Pasal Utama dengan 10 bab itu dibuat Nabi Muhammad setelah hijrah ke Madinah dari Mekkah bersama dengan para kaum Muslimin.

Piagam Madinah menciptakan Kota Madinah yang saat itu sangat plural menjadi kota yang penuh kedamaian dan menghargai satu sama lain.

Piagam Madinah itu sangat visioner dan menjangkau pola pikir para pendiri bangsa ini. Apalagi perjanjian itu menjangkau waktu hingga ratusan tahun ke depan. Sebuah pembelajaran yang sangat berarti mengenai pentingnya meletakkan kepentingan bangsa dan negara diatas golongan.

Terakhir Sila Kelima Pancasila "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia", Bung Karno diilhami dari tata kehidupan dalam tulisan Kitab Negara Kertagama dan Ajaran Wulang Reh dari Sri Paduka Pakubuwono ke IV.

Kitab dan ajaran itu berisi nilai-nilai luhur bangsa selaku warisan leluhur yang dijabarkan melalui hidup gotong-royong, guyub dan rukun untuk mencapai kemakmuran bersama.

Melihat kondisi sistem perekonomian dunia saat ini yang merujuk pada sistem liberal dimana timbul lahirnya kongkomirasi di seluruh dunia, dan di Indonesia sendiri, berakibat adanya jurang pemisah yang makin dalam antara yang kaya dan yang miskin, perlu peran regulasi dari pemegang kekuasaan agar bisa tercipta keseimbangan, pemerataan secara ekonomi dan kehidupan sosial.

Menilik sejarah dan membandingkan dengan kondisi kekinian, rasanya akan sulit bagi tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat sesuai amanat konstitusi. Itu karena sistem politik kita mengarah pada sistem liberal.

Misalnya, Pemilu yang seharusnya diselenggarakan berdasarkan prinsip jujur dan adil menjadi kehilangan ruhnya. Sebab Pemilu Langsung memerlukan dukungan konglomerasi karena tingginya biaya politik yang harus ditanggung peserta pemilu.

Pancasila merupakan acuan termasuk generasi muda dalam bersikap bertindak dan bertutur kata yang sesuai dengan lima sila yang saling menjiwai dan dijiwai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News