Penjelasan Gamblang Bu Ani soal Utang Pemerintah

Penjelasan Gamblang Bu Ani soal Utang Pemerintah
Menkeu Sri Mulyani memberikan penjelasan soal utang pemerintah Indonesia. Ilustrasi Foto: Ismail Pohan/Indopos/JPNN.com

“Kalau statement IMF itu disampaikan untuk semua negara di dunia. Dan, itu biasanya untuk negara-negara yang memiliki rasio dari utang terhadap GDP-nya (PDB, Red) yang tinggi,” ucap Ani.

Bagaimana membandingkan tinggi-rendahnya utang negara-negara di dunia? Sebagai gambaran, rasio utang terhadap PDB negara-negara berkembang di dunia rata-rata lebih besar dari Indonesia. Misalnya Filipina mencapai 37,8 persen, Thailand 41,9 persen, Argentina 51 persen dan India 70,2 persen. Rasio utang terhadap PDB ini disesuaikan dengan keadaaan dan kebutuhan suatu negara.

Menurut Ani, kondisi perekonomian Indonesia yang terus mengalami defisit anggaran yang mengecil masih aman meski utang bertambah.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, menambah utang bukan menjadi persoalan selama masih dalam batas wajar. Apalagi, uangnya digunakan untuk hal-hal yang produktif seperti pembangunan infrastruktur.

“Kalau pakai utang untuk cuma mau bangun gedung kantor pemerintah, ya mungkin masalah,” ujarnya.

Darmin menambahkan, pembangunan infrastruktur merupakan program yang hasilnya akan didapat dalam 10 – 20 tahun mendatang. Dan pemerintah sudah mengkalkukasikan hal itu.

“Anda punya warung, anda tahu ini laku, anda minjam untuk bikin lebih bagus kemudian laku, apa masalahnya,” tuturnya.

Ekonom BCA David Sumual mengatakan, pemerintah justru semakin konservatif dalam berutang. Dia menjabarkan, sebelumnya pemerintah terbiasa melakukan refinancing. Hal itu menyebabkan defisit keseimbangan primer mencapai lebih dari Rp 100 triliun.

Total utang pemerintah Indonesia sudah menembus Rp 4.418,3 triliun atau setara dengan 29,2 persen Produk Domestik Bruto alias PDB.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News