Penjelasan Laksmi Dewanthi Soal Hasil Negosiasi Agenda Krusial COP26
Ini langkah awal sudah diselesaikan, basis teks dan prosedur sudah ada dan diharapkan negosiasi lebih baik dan efektif.
“Memang hasilnya belum dapat dikatakan bagaimana, karena proses negosiasi tengah berlangsung. Dan ini negosiasi akanberjalan dengan baik,” katanya.
Menurut Dirjen PPI Laksmi Dhewanthi, negosiator Indonesia sudah menyampaikan apa yang menjadi harapan Indonesia, ekspektasinya seperti apa dan posisi Indonesia sudah disampaikan dan sudah terefleksikan dalam perkembangan di COP 26 ini.
“Jadi, kita melihat basis teksnya apa yang kita butuhkan untuk negosiasi. Kemudian prosedurnya juga kita sampaikan apa yang menjadi keinginan Indonesia,” kata Laksmi.
Menurut Laksmi Dewanthi, delegasi Indonesia membagi 12 kelompok negosiasi. Sebab, selain isu-isu krusial juga ada isu-isu lain yang perlu dinegosiasikan.
Dalam satu kelompok negosiasi, terdapat rata-rata 2-3 orang. Ada juga satu kelompok negosiasi yang terdiri atas 4-5 orang dari unsur kementerian, lembaga dan pemangku kepentingan.
Saatnya Implementasikan Paris Agreement
Menurut Laksmi, pelaksanaan COP26 di Glasgow Inggris ini sangat penting mengingat ini. Pertama, hajat yang tertunda karena pandemi Covid-19, yang semestinya dilakukan pada November 2000.
Dirjen PPI KLHK Laksmi Dhewanthi menyampaikan hasil pelaksanaan Conference of the Parties atau COP26 atau KTT Perubahan Iklim PBB di Glasgow, Inggris Raya.
- Atasi Berbagai Tantangan Isu-isu Keberlanjutan Fungsi Lingkungan, RPP jadi Terobosan & Inovasi KLHK
- Menteri LHK: Carbon Governance Kunci Regulasi Perdagangan Karbon
- Sekjen KLHK Imbau Rimbawan IPB University Jadi Teladan Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Pemprov Sumsel & Kedubes Kanada Berkolaborasi, Perkuat Penanganan Perubahan Iklim
- Indonesia Technology Investment Summit 2024: Solusi Berkelanjutan di Era Digital
- Selamat, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari KLHK, Ini Daftar Namanya