Penjual Jamu, Sayur, dan Susu Jahe di Tengah Gempuran Wabah Corona

Penjual Jamu, Sayur, dan Susu Jahe di Tengah Gempuran Wabah Corona
Darman dan dagangannya saat melayani pembeli. Foto: Mesya/JPNN.com

"Sebenarnya jahe naiknya dari 40 ribu ke 50 ribu, naik lagi 60 ribu. Saya masih bertahan jual 5 ribu karena jaga pelanggan. Namun, ketika jahe 80 ribu dengan terpaksa saya naikkan 6 ribu. Enggak apa-apa ambil untung dikit asal lancar," tutur Darman yang biasa mangkal di kawasan Modernhill, Pondok Cabe, Tangerang Selatan.

Walaupun dinaikkan, dagangan Darman malah laris. Dagangannya dalam beberapa jam ludes. Dia pun bisa pulang ke rumah selepas Isya.

Terbiasa pulang tengah malam, membuat Darman menambah kuota dagangannya. "Saya bawa cadangan dua jeriken ukuran masing-masing 10 liter. Alhamdulillah ludes sampai jam 10 malam. Banyak yang beli susu jahe karena katanya bisa menangkal corona," ucapnya.

Rezeki nomplok juga dirasakan Sri Lestari. Ibu dua anak yang berprofesi sebagai tukang lulur, pijat, dan jamu ini kebanjiran pesanan.

Membanjirnya pesanan jamu lantaran Sri yang doyan bermain medsos ini menyebarkan hasil riset Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga Chaerul Anwar Nidom.

Sang profesor mengungkapkan virus Corona bisa dilawan dengan ramuan yang mengandung curcuma, seperti jahe, temulawak, kunyit, kayu manis, dan sereh.

Cara membuatnya digodog direbus jadi satu dan supaya enak ditambah gula merah sedikit. Menurut Prof Nidom meskipun ada yang terinfeksi virus corona tetapi bila digempur tiap hari dengan minum ramuan tradisional tersebut, akan mengurangi dampaknya.

Bagi yang sehat sebaiknya rutin tiap hari minum ramuan mpon-mpon untuk daya tahan tubuh.

Para penjual jamu, pedagang sayur keliling, juga penjual susu jahe merah, tetap eksis di tengah wabah virus corona, COVID-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News