Penjualan Bank Mutiara Mundur Lagi

Kesempatan Akuisisi Bagi BUMN

Penjualan Bank Mutiara Mundur Lagi
Penjualan Bank Mutiara Mundur Lagi

Ekonom Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono mengatakan penawaran saham Bank Mutiara sebesar Rp 6,7 triliun memang menjadi faktor penghambat paling utama. Angka tersebut dinilai terlampau mahal, lantaran nilai buku Bank Mutiara hanya mencapai Rp 1 triliun. Dia menjelaskan, harga jual bank yang saat ini dalam level bagus sekalipun adalah 3,3 kali lipat dari nilai buku. "Sehingga kalau Bank Mutiara adalah bank yang bagus, maka maksimal harus dijual Rp 3,3 triliun," ungkap Tony kepada Jawa Pos.

Menurut Tony, penjualan saham Bank Mutiara di bawah nilai bail out tentu saja menimbulkan kerugian negara. Lantaran itu, opsi untuk menjual Bank Mutiara saat ini, sebutnya, masih belum menguntungkan. "Mutiara bisa terjual Rp 6,7 triliun butuh waktu 10 tahun. Pilihannya memang apakah pemerintah ingin mengoptimalkan harga, atau memenuhi target waktu," terangnya.

Namun demikian, target waktu pada 2013 mendatang sebenarnya, menurut Tony bisa diantisipasi dengan revisi regulasi. "Perlu ada revisi regulasi. Karena kalau Mutiara dijual dalam keadaan rugi, maka dikhawatirkan terjadi isu politik, dan cukup berisik. Kalau mau bisa menunggu 5 tahun ke depan, setidaknya proyeksinya bisa mencapai Rp 6 triliun," jelasnya.

Lalu, siapa kandidat yang potensial untuk membeli saham Bank Mutiara" "Saya rasa bank BUMN paling potensial," ungkapnya. Selain sehat, Tony menjelaskan exposure kredit BUMN adalah di pangsa korporasi. Sementara Bank Mutiara sendiri  memiliki basis nasabah Tiongkok yang bisa memperkaya exposure kredit bank-bank BUMN. "Kredit di segmen ritelnya bisa kuat. Ini peluang," terangnya. (Gal)

JAKARTA - Penjualan saham PT Bank Mutiara Tbk terpaksa mundur. Hingga saat ini Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) masih belum menemukan investor yang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News