Pentagon Batasi Akses Senjata Personel Militer Asing di AS

jpnn.com, WASHINGTON - Pentagon mengumumkan kebijakan baru yang membatasi mahasiswa militer asing di pangkalan Amerika Serikat untuk mengakses senjata api. Langkah ini diambil setelah seorang personel militer Arab Saudi menewaskan tiga tentara AS di pangkalan Angkatan Laut pada Desember lalu.
"Kembali beraktivitas bukan berarti kembali pada urusan yang biasanya. Untuk selanjutnya kami akan memberlakukan sejumlah kebijakan dan prosedur keamanan baru," kata pejabat senior intelijen Pentagon, Garry Reid, melalui pernyataan, Jumat (17/1).
Tiga pelaut AS tewas dan delapan lainnya terluka akibat serangan di Pangkalan Udara Angkatan Laut Pensacola. Seorang deputi sherrif menembak mati si pelaku, Letnan Dua Pasukan Udara Arab Saudi Mohammed Saeed Alshamrani.
Seusai peristiwa itu, militer AS melarang pilot Arab Saudi beroperasi dan membatasi sekitar 850 personel militer lainnya yang sedang menjalani pelatihan di Negeri Paman Sam.
Reid mengatakan melalui pernyataan bahwa semua departemen militer dapat melanjutkan pelatihan secara menyeluruh ketika prosedur baru diberlakukan.
Pekan depan Menteri Pertahanan Mark Esper akan mengunjungi pangkalan di Pencasola, Florida, yang menjadi lokasi penembakan. Pihaknya akan memberikan pengarahan singkat soal rencana perubahan dalam pemeriksaan dan keamanan, menurut Pentagon. (ant/dil/jpnn)
Pentagon mengumumkan kebijakan baru yang membatasi mahasiswa militer asing di pangkalan Amerika Serikat untuk mengakses senjata api.
Redaktur & Reporter : Adil
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Inilah Dampak Perang Dagang Tarif Resiprokal AS vs China Bagi Indonesia
- Bea Cukai Dukung Ekspor Perdana 273 Kg Teripang Susu Putih Asal Minahasa Utara ke AS
- Rambah Pasar Amerika Serikat, OKX Luncurkan Bursa Kripto Terpusat & Dompet Crypto Web3