Pentolan Honorer K2: Mencari CPNS Andal? Tapi Faktanya…

Pentolan Honorer K2: Mencari CPNS Andal? Tapi Faktanya…
Ilustrasi peserta tes CPNS. Foto: Radar Banjarmasin

jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan khusus yang akan ditempuh pemerintah dalam mengisi formasi CPNS 2018 yang kosong terus mendapat sorotan dari honorer K2 (kategori dua). Ketua Forum Komunikasi K2 Indonesia (FKK2I) Iman Supriatna mengatakan, pemerintah jelas-jelas gagal dalam melaksanakan tes CPNS 2018. Ini dilihat dari hasilnya yang tidak sesua dengan harapan.

"Lucu ya, pemerintah berpikir peserta CPNS muda cerdas-cerdas. Nyatanya banyak yang tidak lulus. Lucunya lagi, yang tidak lulus ini dipaksakan lulus dengan memberikan kebijakan khusus. Apa kata dunia," ujar Iman kepada JPNN, Jumar (16/11).

Pemerintah, lanjutnya, berasumsi kemampuan kalangan muda untuk menjadi abdi negara sangat mumpuni. Tapi faktanya, sangat sedikit dari mereka yang lolos passing grade seleksi kompetensi dasar (SKD).

"Katanya buka tes jalur umum untuk menjadikan PNS profesioal dan andal dalam melaksanakan tugas. Namun kenyataan hasil tes CPNS jalur umum telah gagal. Artinya apa yang diharapkan pemerintah tentang aparatur profesionalisme pupus," serunya.

Tiga juta lebih peserta yang ikut tes tidak bisa menutup kuota 238.050 yang disiapkan. Bahkan kalau dihitung kuota kosong lebih banyak yang belum terisi.

Yang jadi pertanyaan, tambah Iman, kenapa pemerintah tidak memikirkan untuk mengisi kekosongan tersebut dengan mengambil dari honorer saja terutama K2. Walaupun dominasi tua tapi jelas teruji loyalitas, kredibilatas dan profesionalismenya.

"Semoga ini menjadi jalan solusi terbaik bagi pemerintah. Jangan sampai pemerintah mengambil keputusan salah. Jangan sampai menimbulkan masalah baru bagi pemerintah," ucapnya.

Iman menegaskan, seluruh honorer K2 akan mengawal hal tersebut. Ini jadi pelajaran bagi pemerintah dan sudah saatnya fokus pada penyelesaian honorer K2. (esy/jpnn)


Pentolan honorer K2 Iman Supriatna menyatakan pemerintah gagal melaksanaan tes CPNS 2018.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News