Penyadapan, Pola Usang Intelijen yang Efektif dan Berkesinambungan

Oleh; DR Ichsanuddin Noorsy BSc., SH., Msi

Penyadapan, Pola Usang Intelijen yang Efektif dan Berkesinambungan
Penyadapan, Pola Usang Intelijen yang Efektif dan Berkesinambungan

Kekalahan ini berdampak pada kalahnya industri keuangan AS sehingga Pemerintah AS menerbitkan talangan USD 700 miliar. Peperangan berlanjut ke nilai tukar, kemudian menjadi perang ekonomi. Oleh media massa barat bergengsi hal ini disebut sebagai peperangan antara Corporate Capitalism melawan State Capitalism. Karena RRC tetap bertahan dan ini didukung sahabat RRC, maka peperangan berlanjut ke ICT (Information, Communication, Technology) war.

AS menuding RRC menyadap. Pada saat yang sama, Pemerintah AS mematai-matai warganya berkaitan dengan isu terorisme. Lalu Edward Snowden berceloteh bahwa AS memang mematai-matai berbagai kalangan dan negara, termasuk Indonesia. Padahal keseimbangan baru belum terbentuk, perang masih berlanjut.

Simpulannya sederhana, penyadapan sebagai bagian kegiatan intelijen dan strategi intelijen itu sendiri dalam rujukan sistem kehidupan saling bersaing merupakan bagian dari kegiatan guna mencapai yang unggulah yang menang (survival of the fittest). Melalui rujukan itu, muncul pertanyaan, layak dan pantaskah menegaskan diri sebagai bangsa yang “mimpi” zero enemy making thousand friends?

Pertanyaan ini pernah saya ajukan berkali-kali di Sekolah Pendidikan Luar Negeri Kemenlu dan di pendidikan latihan eselon II. Sayangnya, mereka justru menyatakan, we are speechless. Situasi dan kondisi itu memberi pesan kepada kita, penyadapan adalah pola usang yang efektif baik melalui penyusupan orang maupun dengan penggunaan teknologi. Soalnya adalah dalam gagas one world governance atau global governance yang diperjuangkan AS bersama sekutunya bagaimana kita mempertahankan dan menegakkan harkat martabat bangsa dan negara.

Jika Indonesia dianggap sahabat namun dicurigai baik oleh Australia, AS bahkan oleh negara-negara Asean lainnya yang bersekutu dengan AS, akan kita terus menerus membukakan pintu penyusupan dan intervensi itu ? Hanya pemimpin yang sungguh-sungguh memegang amanat rakyat dan konstitusi yang bisa menjawabnya.(***)

PEMBERITAAN Sidney Morning Herald dan The Guardian tentang penyadapan yang dilakukan intelijen Australia terhadap Presiden SBY dan istrinya serta


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News