Penyair se Asean Berkumpul di Riau

Penyair se Asean Berkumpul di Riau
Penyair se Asean Berkumpul di Riau
Festival Penyair ASEAN-Korea II tak hanya diisi pembacaan puisi, esai dan lainnya. Juga akan ditandatangani tiga buku yakni Sound of Asia (kumpulan puisi penyair, buku yang dibacakan kalangan peserta selama kegiatan Malay As World Heritage on Stage), Becoming After Seoul (buku tentang tulisan penyair yang ditulis setelah festival KAPLF I lalu di Korea) serta penandatanganan MoU antara Yayasan Sagang dengan yayasan dari Korea.

Peluncuran buku ini ditandatangani Mr Ko Hyeong Ryeol, H Rida K Liamsi, Gubernur Riau HM Rusli Zainal, Tenas Effendy dan Sutardji Calzoum Bachri.

Presiden Penyair Korea, Mr Ko Hyeong Ryeol banyak menyampaikan, kalau 1970-an masyarakat Korea dalam penderitaan di masa pemerintahan. Dengan kondisi tersebut, ada seorang penyair muda yang terluka dan menulis syair ketika itu. Itulah putrinya ketika masih berumur 20 tahunan.

Saat itu para penyair tak diizinkan menulis puisi. Tak ada hubungan politik dengan sastra. Para penyair merasa itu sebagai kekangan dan malu dengan kondisi tersebut. Meski demikian, akhirnya muncul sastrawan yang berpikir maju. Mereka melahirkan karya sastra di sebuah alun-alun yang menyatakan pemikirannya, bahwa sastra tak ada kaitannya dengan politik.

PEKANBARU--Gubernur Riau HM Rusli Zainal SE MP, Selasa (25/10), secara resmi membuka pertemuan penyair Korean-ASEAN Poets Literature Festival (KAPLF)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News