Penyandera Menuntut Uang Tebusan untuk Membebaskan Profesor Australia di Papua Nugini

Polisi memperkirakan kelompok yang menyandera empat peneliti ini berasal dari Komo di provinsi Hela.
Mereka diperkirakan sedang kembali ke desa Kamusi ketika melihat para peneliti.
"Mereka hanya mengambil kesempatan dan tidak merencanakan melakukannya dan sekarang meminta tebusan uang bagi pembebasan sandera," kata David.
Profesor antropologi yang diculik tersebut diketahui bekerja di sebuah universitas di Australia dan memiliki kewarganegaraan Selandia Baru.
Fokus penelitiannya adalah bidang arkeologi, termasuk sudah melakukan penelitian sebelumnya di Papua Nugini.
Dia ditahan bersama tiga peneliti perempuan asal Papua Nugini, yakni seorang koordinator program dan dua lulusan dari universitas Papua Nugini, dan salah seorang di antaranya bekerja di museum.
Sempat ada kekhawatiran jika ada warga asing lain yang disandera, termasuk peneliti asal Australia lainnya, tapi diketahui peneliti tersebut sedang berada di rumahnya di Australia.
Sandera berpindah-pindah lokasi
Polisi sudah bekerja sama dengan misionaris setempat, yang berperan menjadi perantara saat mencoba membebaskan para sandera.
Perdana Menteri Papua Nugini mengatakan penculikan meminta uang tebusan jarang terjadi di negaranya
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka