People Power di Mata Warga Jakarta Pasca Pengumuman KPU

People Power di Mata Warga Jakarta Pasca Pengumuman KPU
Penjagaan di depan gedung KPU, Jakarta. (ABC; David Lipson)

Selain Fitriah, Elfrida Akmal juga mengaku khawatir. Kepada ABC, pegawai swasta di Jakarta ini menunjukkan pesan berantai yang ia terima di aplikasi Whatsapp.

Pesan itu berisi kutipan dari media lokal yang memberitakan tentang penyelundupan senjata dalam aksi 22 Mei dan meminta pembaca untuk berhati-hati dan menjauhi pusat kota.

Istana Kepresidenan menyebut adanya upaya penyelundupan senjata dalam aksi massa 22 Mei nanti, bertepatan dengan pengumuman hasil pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kepala Staf Presiden Moeldoko menyebutkan, temuan ini tercium oleh intelejen dan aparat keamanan telah menyita temuan senjata yang dimaksud.

"Bukan ngawur, bukan ngarang, bukan tipuan. Enggak. Ada buktinya. Kami ingin, buktinya polisi sudah menangkap beberapa teroris. Kedua, intelijen kita sudah menangkap adanya upaya menyelundupkan senjata dalam rangka itu," jelas Moeldoko, Senin (20/5).

"Saya berharap dan berdoa hal ini tidak terjadi," kata Elfrida, seraya menambahkan bahwa ia akan tetap bekerja di hari demonstrasi yang diklaim sebagai people power itu.

People Power di Mata Warga Jakarta Pasca Pengumuman KPU Photo: Fitriah Artakusuma. (Supplied)

 

Bukan aksi spontan

Polri telah memberlakukan status siaga 1 di wilayah ibu kota Jakarta sejak tanggal 21 hingga 25 Mei 2019.

Status ini diputuskan karena polisi menemukan indikasi tindakan anarkis dalam unjuk rasa 22 Mei.

Wacana people power untuk tanggapi hasil Pemilu Indonesia 2019 santer terdengar sejak dilontarkan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional, Amien Rais, akhir Maret lalu. Ancaman menduduki Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News