People Power

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

People Power
Ilustrasi demonstrasi buruh. Foto: Ricardo/JPNN.com

Momentum reformasi juga menjadi salah satu gerakan rakyat yang berhasil menurunkan rezim yang otoriter, dan tercatat sebagai salah satu gerakan rakyat yang paling sukses di dunia.

Selama kurun waktu dua dekade sebelum pergantian milenium, tercatat ada tiga gerakan rakyat yang berhasil menumbangkan rezim otoriter, Revolusi Iran 1979, People Power Filipina 1986, dan Reformasi Indonesia 1998.

Ketiganya mempunyai karakter gerakan yang berbeda, tetapi hasilnya sama-sama bisa menggulingkan penguasa otoriter yang sangat kuat.

Revolusi Iran dipimpin langsung oleh pemuka agama Islam bermazhab Syiah, Ayatullah Khomeini. 

Pemimpin kharismatis ini bisa menggerakkan seluruh negeri dari tempat pengasingannya di Paris untuk melawan rezim Syah Reza Pahlevi yang mendapat dukungan mutlak dari Amerika Serikat.

Revolusi Filipina dikenal sebagai Revolusi EDSA, singkatan dari Epinaion de los Santos Avenue, sebuah jalan di Metro Manila yang menjadi pusat demonstrasi berbulan-bulan secara damai. Beda dengan Revolusi Iran yang berdarah-darah Revolusi Filipina hampir tidak ada tetesan darah sama sekali.

Meski demikian, Revolusi Filipina yang menumbangkan Presiden Ferdinand Marcos yang sudah berkuasa selama 21 tahun itu meminta tumbal politik kematian politisi populer Benigno Aquino, yang ditembak mati oleh tentara suruhan Marcos pada 1983 sekembali dari eksil di Amerika.

Kematian Benigno ‘’Ninoy’’ Aquino yang tragis di tangga pesawat di Tarmac Bandara Manila menjadi semacam minyak yang menyiram api. 

Akankah muncul kembali bibit gerakan people power jilid kedua? Kita tunggu saja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News