People Power
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Mahasiswa yang militan selalu menjadi kekuatan perubahan dan menjadi mesin yang bisa menarik kekuatan rakyat untuk membentuk gelombag people power. Revolusi Iran tidak akan bisa sedahsyat itu tanpa para mahasiswa yang militan.
Para mahasiswa itu tanpa kenal rasa takut menduduki Kedutaan Besar Amerika Serikat di Teheran dan menyandera 60 orang diplomat dan warga negara Amerika.
Penyanderaan berlangsung selama 444 hari dan menjadi drama penyanderaan paling panjang dan menegangkan dalam sejarah dunia.
Para mahasiswa militan Iran itulah yang membuat Amerika akhirnya menyerah dan kemudian Syah Reza Pahlevi meninggalkan Iran mengungsi ke Amerika Serikat.
Kehadiran Ayatullah Khomeini dari pengasingan di Paris menjadi tonggak kemenangan rakyat Iran.
Mahasiswa Indonesia mempunyai level militansi yang tidak kalah dari mahasiswa Iran. Pada gerakan 1998, sejumlah mahasiswa menjadi tumbal yang tewas akibat pembunuhan rahasia yag sampai sekarang belum terungkap siapa pelakuknya.
Sama saja dengan tewasnya Ninoy Aquino, tumbal mahasiswa itu menjadi spirit yang makin membakar semangat mahasiswa untuk bergerak.
Revolusi Filipina yang terjadi 36 tahun yang lalu menjadi catatan sejarah yang dilupakan oleh anak-anak muda Filipina zaman now.
Akankah muncul kembali bibit gerakan people power jilid kedua? Kita tunggu saja.
- Sebut Anarko Musuh Bersama, Kapolda Jabar: Mereka Bengis
- Polda Jabar Tangkap 4 Orang Perusuh Saat Peringatan May Day di Bandung
- Pertamina Rayakan Puncak Hari Buruh Internasional 2025, Menaker Yassierli Beri Apresiasi
- Bupati Sumedang Berharap Buruh Sejahtera dan Turut Menggerakkan Ekonomi di Indonesia
- SP JICT: May Day 2025 Momentum Reformasi Tata Kelola Pelabuhan Nasional
- Mahasiswa Merusuh saat May Day, Buruh Demak Dukung Polisi Bertindak