Perahu Terbalik, Bapak dan Anak Ditemukan Tewas Berpelukan

Perahu Terbalik, Bapak dan Anak Ditemukan Tewas Berpelukan
Tim SAR. Foto ilustrasi: sumutpos/jpg

“Kardi menjawab tak apa-apa, karena anginnya dari arah belakang kami,” ungkapnya.

Tak berselang kemudian, angin kencang tersebut pun lantas mendorong perahu dengan kuat kemudian menghantam mereka.

“Posisi saya itu di belakang, bapaknya di tengah sedangkan Kardi di depan. Saat dihantam itu, perahu sempat oleng, saya pun lompat ke air sementara Kardi dan ayahnya masih di atas perahu,” jelas warga Tiban ini.

Saat berada di air dan mencoba menyelamatkan diri, Rahman masih sempat melihat keduanya di atas perahu. Namun tak lama kemudian keduanya menghilang, begitupun dengan perahu yang mereka tumpangi itu.

“Terakhir saya lihat ayahnya memeluk Kardi dari belakang, setelah itu saya tak melihat lagi,” ucapnya.

Sementara Rahman berjuang sampai ke daratan dengan berenang selama dua jam. Selama di air itu ia memegang galon dan patahan kayu untuk tetap mengapung.

“Saya sampai di hutan bukit Mangsang, Seibeduk. Saat itu, saya tidak langsung pergi, tapi mencari keduanya dengan perahu yang ada di sekitar itu. Tapi nihil, yang saya temukan hanya tas kecil milik Kardi,” tuturnya.

Lelah mencari korban, Rahman pun memilih kembali ke daratan dan berniat melaporkan kejadian itu ke Polsek Sagulung. Sebelum bertemu dengan warga yang mengantarnya ke Polsek Sagulung, Rahman mengaku harus menempuh jarak sekitar dua kilometer dari lokasi tersebut.

Seorang ayah bernama Juhanta, 68, ditemukan tewas berpelukan dengan anaknya Kardi, 34, di Dam Tembesi, Batam, Kepri, Sabtu (13/10) sekira pukul 17.00 WIB.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News