Perang Diskon Rusak Industri Kafe Jatim

”Di Surabaya, kini banyak kafe dan restoran dengan harga jual makanan sekitar Rp 20 ribu. Nah, semuanya berlomba menarik pasar,” ungkapnya.
Konsultan Bisnis Food and Beverage Mutiara Cuisine Luther Lie menjelaskan, untuk menghadapi persaingan ketat di dunia restoran, hal yang paling tepat untuk bisa survive adalah bermain promosi.
”Tidak promo ke arah diskon lagi. Hal terbaik adalah kolaborasi dengan usaha atau restoran lain. Namanya konsep pop-up,” katanya.
Maksudnya, restoran-restoran melakukan usaha bersama untuk mendapat konsumen dari pasar yang lain. ’’Semacam sharing,” ucap Luther.
Kini, hal itu banyak dilakukan di Jakarta dan luar negeri.
Salah satu bentuk kerja samanya adalah tidak bergantung pada diskon.
Menurut Luther, konsumen Surabaya sebenarnya sangat loyal.
Buktinya, banyak restoran besar yang mampu bertahan lama tanpa diskon besar-besaran.
Kinerja industri kafe dan restoran di Jawa Timur (Jatim) cenderung stagnan.
- Jadi Pelopor AI, BINUS University Dorong Ekosistem Kerja Kreatif Berbasis Teknologi
- Toffin Indonesia Hadirkan Mesin Kopi Paling Mutakhir
- Epson Mobile Projector Cart Raih Penghargaan Best of the Best di Red Dot Design Awards 2025
- PGE Raih Pendapatan USD 101,51 Juta di Kuartal I 2025, Dorong Ekosistem Energi Berkelanjutan
- Smelter Merah Putih PT Ceria Mulai Produksi Ferronickel
- ABM Investama Tunjukkan Resiliensi-Komitmen ESG di Tengah Tantangan Industri 2024