Perang Gagal Angkat Popularitas Penguasa Israel
Selasa, 03 Februari 2009 – 07:14 WIB
JERUSALEM - Invasi Israel bertitel Operasi Cast Lead sejak 27 Desember hingga 17 Januari lalu di Jalur Gaza ternyata tak mampu menakik simpati warga terhadap partai pemerintah. Padahal, menjelang pemilu 10 Februari depan, koalisi pemerintah butuh suntikan dukungan untuk meraup suara mayoritas. Perang di Jalur Gaza yang diniatkan pemerintah untuk menjamin keamanan warga, terutama dari ancaman Hamas, ternyata bermakna sebaliknya di kehidupan nyata warga. Ketidakamanan justru meningkat akibat aksi balas dendam yang kian intens. Akibatnya, kubu oposisi yang menjanjikan keamanan nasional justru ketiban rezeki.
Sebab, partai oposisi Likud pimpinan mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu semakin kukuh di urutan teratas berdasar hasil pantauan berbagai lembaga survei. Polling terbaru yang digelar harian berpengaruh Israel, Haaretz, akhir pekan lalu, misalnya, menunjukkan Likud masih menjadi pemuncak. Partai oposisi dan koalisinya mendapat 65 kursi, unggul 12 kursi dibandingkan koalisi pendukung pemerintah pimpinan Partai Kadima dan Buruh. Total kursi parlemen berjumlah 120.
''Sebanyak 41 persen mengatakan, perang berakhir sukses dan 41 persen lainnya menyatakan sebaliknya,'' kata Camil Fuchs, profesor di Tel Aviv University, yang juga penyelenggara polling untuk Haaretz dan Channel 10, kepada The Guardian.
Baca Juga:
JERUSALEM - Invasi Israel bertitel Operasi Cast Lead sejak 27 Desember hingga 17 Januari lalu di Jalur Gaza ternyata tak mampu menakik simpati warga
BERITA TERKAIT
- Dubes Palestina di PBB: Sudah Tak Ada Gunanya Datang ke Sini
- Proyek IKN Mulai Dilirik Pemerintah dan Investor Belanda
- China Makin Ugal-ugalan di LCS, Kapal Misi Kemanusiaan Filipina Tak Diberi Ampun
- Rudal Rusia Sambar Tower Televisi di Kharkiv, Ukraina
- Dua Kelompok WNI Bentrok di Korsel, Ada Korban Tewas
- Tidak Main-Main, India Siap Buka Rahasia Industri Pertahanannya demi Bantu Indonesia