Perang Suriah Bukan Halangan Untuk Mencium Singa atau Berbincang dengan Harimau

Perang Suriah Bukan Halangan Untuk Mencium Singa atau Berbincang dengan Harimau
Samer al-Homsi (43) mencium seekor singa di kebun binatang pribadi miliknya di pinggiran Damaskus. Foto: Xinhua/Ammar Safarjalani

"Sebelum perang meletus, saya memiliki sebidang lahan di dekat jalan menuju bandara tempat saya melatih beberapa hewan, termasuk hewan-hewan liar serta jerapah dan citah hitam. Namun, selama perang, para pemberontak mencuri hewan-hewan saya dan membunuh mereka," ujarnya.

Melihat hewan-hewannya dibantai, hati Homsi pilu karena dia sangat menyayangi hewan-hewan tersebut. Namun, musibah ini tidak menghalangi langkah Homsi untuk mewujudkan impiannya.

Homsi berhasil menyelamatkan beberapa hewan miliknya dan memindahkan mereka ke lahan kecil milik keluarganya di Jaramana, kawasan pinggiran di sebelah timur Damaskus. Dia kemudian mendatangkan lebih banyak satwa ke lokasi tersebut.

Di tempat barunya, Homsi memiliki 35 jenis satwa, termasuk harimau, singa, beruang, gazel (sejenis antelop kecil), anjing, domba dan burung pemangsa langka.

Dia membeli pakan hewan dengan uangnya sendiri, yang biayanya mencapai sekitar USD 150 per hari, di samping pemeriksaan medis mereka.

Warga Suriah tersebut merawat hewan-hewan liar itu layaknya hewan piaraan, memberi mereka nama dan bahkan bermain bersama mereka di dalam kandang.

Homsi mengatakan kepada Xinhua bahwa hewan favoritnya adalah seekor singa betina berusia sembilan tahun bernama Shaima, yang langsung melompat dan memeluk Homsi saat pria tersebut masuk ke kandang dan bermain bersamanya. Ada pula singa jantan bernama Ashab, yang merupakan anak dari Shaima.

"Hewan mungkin tidak mengenali orang tua mereka namun mereka bisa merasakan cinta yang ada di sekitar mereka, dan itu membuat saya kagum," tutur al-Homsi.

Selama perang di Suriah, para pemberontak mencuri dan membunuh hewan-hewan milik Homsi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News