Perangi Buta Aksara, Ubah Gang Setan jadi Gang Santun

Perangi Buta Aksara, Ubah Gang Setan jadi Gang Santun
Para relawan literasi diundang Kemendikbud saat Peringatan Hari Aksara Internasional, beberapa waktu lalu. Foto: Mesya Mohammad/JPNN.com

Gara-garanya, setiap mereka datang pasti diancam dan diusir warga. Gang yang tidak pernah dimasuki orang luar itu memang ditakuti.

Namun perlahan-lahan karakter masyarakat di tempat tersebut berubah menjadi ramah dan santun, antara lain berkat kehadiran Ruang Baca Tanah Ombak tiga tahun yang lalu.

"Dulu Gang Setan tempat mengerikan. Sekarang sudah banyak perubahan sudah jadi Gang Santun" ujar Yusrizal tertawa, di sela-sela acara di Kemendikbud saat Peringatan Hari Aksara Internasional, beberapa waktu lalu.

Pendiri Ruang Baca Tanah Ombak ini mengaku banyak tantangan yang dihadapinya saat mendirikan taman bacaan. Mulai dari pandangan aneh warga dan berbagai penolakan.

Namun, Yusrizal tetap optimistis karena sebelum Tanah Ombak Hadir, sudah ada kegiatan yang menggali potensi seni anak-anak muda di lingkungan tersebut.

Kegiatan dengan nama Kelompok Studi Seni dan Teater tersebut dipelopori Syuhendri. Akhirnya Yusrizal dan Syuhendri sepakat mendirikan gerakan yang lebih fokus pada literasi pada Juli 2014.

Gerakan awal Tanah Ombak dimulai dengan pengumpulan buku, serta meningkatkan minat dan budaya membaca. Selain itu menjadikan kreativitas seni sebagai energi ekspresif suntuk memacu anak-anak berkumpul di Tanah Ombak.

Kerja keras Yusrizal membuahkan hasil. Keberadaan Tanah Ombak secara perlahan mengubah aktivitas anak-anak muda di sekitarnya dan juga orang tua mereka.

Para relawan literasi berjuang memberantas buta huruf tanpa bantuan dana biaya pemerintah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News