Perbandingan Efek Bom Surabaya, Thamrin dan Bali pada IHSG

Perbandingan Efek Bom Surabaya, Thamrin dan Bali pada IHSG
Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI). FOTO: TONI SUHARTONO/INDOPOS /JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Analis Lotus Andalan Sekuritas Krishna Dwi Setiawan menilai penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) di tengah teror bom kali ini lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Dalam sesi perdagangan Senin (14/5), IHSG hanya turun tipis 0,16 persen.

Saat Jakarta diguncang bom Thamrin pada 14 Januari 2016 lalu, indeks turun 0,53 persen.

Penurunan indeks paling parah ketika bom Bali I pada 12 Oktober 2002. Kala itu indeks turun 10,36 persen.

Penurunan indeks saat itu bahkan lebih dalam daripada saat kejadian bom bursa pada 13 September 2000. Ketika itu, indeks hanya turun 1,99 persen.

”Selama (teror) tidak masif dan tidak terjadi terus-menerus, bagi investor hal tersebut tidak menjadi sesuatu yang dikhawatirkan secara berlebihan,” ungkap Krishna, Senin (14/5).

Dari sektor riil, pelaku usaha ritel menanggapi dengan tenang aksi teror.

”Intinya tetap waspada, tapi aktivitas tetap jalan dong. Masyarakat juga kami harapkan tetap tenang dan beraktivitas normal,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey.

Analis Lotus Andalan Sekuritas Krishna Dwi Setiawan menilai penurunan IHSG di tengah teror bom kali ini lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News