Perbanyak Lembaga Inspeksi untuk Tekan Kecelakaan Konstruksi

Perbanyak Lembaga Inspeksi untuk Tekan Kecelakaan Konstruksi
Polisi mengamankan lokasi tiang penyangga Tol Becakayu yang ambrol saat pengecoran, Selasa (20/2) dini hari. Foto: Twitter/TMCPoldaMetro

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Standar Nasional (BSN) Bambang Prasetya mengatakan, proyek-proyek konstruksi harus diawasi ketat oleh lembaga inspeksi.

Menurut dia, salah satu penyebab terjadinya kecelakaan konstruksi secara beruntun adalah kurangnya pengawasan dari lembaga inspeksi.

"Sangat disayangkan insinyur kita dari lulusan PT terbaik bukan dipekerjakan untuk mengawasi proyek-proyek konstruksi. Ini jadi tantangan bagi pihak ketiga untuk membuka lapangan kerja baru khusus inspeksi proyek jasa konstruksi," tutur Bambang di Jakarta, Selasa (20/2).

Dia menyebutkan, saat ini ada 1815 Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK).

Sebanyak 1580 di antaranya merupakan laboratorium penguji. Jumlah ini hampir setara dengan Meksiko.

Namun, Meksiko memiliki 3000-an lembaga inspeksi.

Sementara itu, Indonesia hanya 117 sehingga tidak bisa melakukan pengawasan menyeluruh.

"Mestinya lembaga inspeksi harus lebih banyak dari laboratorium agar seluruh jasa konstruksi bisa diawasi ketat," ucap Bambang. (esy/jpnn)


Kepala Badan Standar Nasional (BSN) Bambang Prasetya mengatakan, proyek-proyek konstruksi harus diawasi ketat oleh lembaga inspeksi.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News