Percayalah, Masyarakat Aborigin Australia Paham Betul Penderitaan George Floyd

Percayalah, Masyarakat Aborigin Australia Paham Betul Penderitaan George Floyd
Aksi demonstrasi saat Pertemuan G20 di Brisbane tahun 2014 memprotes kematian sejumlah warga Aborigin dalam tahanan. (ABC News: Giulio Saggin)

Kesedihan mendalam yang dirasakan akibat kematian George Floyd di Amerika Serikat sudah sangat dipahami oleh masyarakat Aborigin di Australia. Bedanya, di sini mereka masih terus menunggu momentum untuk mendapatkan perhatian internasional.

Respon terhadap tewasnya warga kulit hitam di tangan polisi kulit putih di Amerika Serikat, sedemikian besar hingga ribuan orang turun ke jalan-jalan di berbagai kota.

Bahkan lebih dari itu, kecaman luas atas kematian Floyd telah disuarakan oleh jutaan pengguna media sosial (medsos) di seluruh dunia.

Bagi kebanyakan orang, hal ini terasa seperti momen penyadaran dan perjuangan. Namun bagi penduduk asli di Australia yang mengalami isu serupa, justru terasa pahit karena tidak mendapatkan perhatian dunia internasional.

Percayalah, Masyarakat Aborigin Australia Paham Betul Penderitaan George Floyd Photo: Demonstrator berhadap-hadapan dengan aparat polisi dalam aksi protes untuk George Floyd di Minneapolis. (AP: Richard Tsong-Taatarii/Star Tribune)

 

Sudah lebih dari 30 tahun sejak Australia mulai menangani masalah kematian penduduk asli dalam tahanan. Namun isu ini jarang sekali mendapatkan perhatian sosial atau politik.

Di tahun 1987, pernah dibentuk Komisi Khusus Penyelidikan Kematian Orang Aborigin Dalam Tahanan. Banyak rekomendasi yang ditelurkan, tapi tidak diimplementasikan.

Sejak itu, diperkirakan sudah ratusan penduduk asli yang tewas dalam tahanan.

Kesedihan mendalam yang dirasakan akibat kematian George Floyd di Amerika Serikat sudah sangat dipahami oleh masyarakat Aborigin di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News