'Perempuan Berkalung Sorban' Bukan Film Religi

'Perempuan Berkalung Sorban' Bukan Film Religi
Sutradara Hanung Bramantyo dan Para pemain film "Perempuan Berkalung Sorban" saat jumpa pers di Planet Hollywood,Jakarta, Senin (12/1). Foto : Fedrik Tarigan/Nonstop/JPNN
Menurut Parwez, PBS berusaha menafsirkan ungkapan surga ada di telapak kaki ibu. Perlu dijadikan motivasi bagi masyarakat. ”Rasanya aneh saja kalau masyarakat tidak menghendaki untuk menonton film ini. Film ini bukan ditujukan kepada satu kelompok atau golongan, tapi tentang lingkungan yang paling kecil, keluarga,” ungkapnya berpromosi.

 

Parwez mengatakan, pihaknya juga tidak mau merusak industri perfilman di Indonesia. ”Saya kalau mau membuat sesuatu yang baru harus berhasil dan saya selalu mengambil genre yang berbeda dengan tujuan untuk memperkaya film. Saya tidak mau menjadi pengikut,” ujarnya.

 

Namun, Parwez menambahkan, pihaknya tidak menarget jumlah penonton untuk film yang dibintangi Revalina S. Temat itu. Pihaknya yakin bahwa film berkualitas mempunyai potensi untuk menjadi box office. ”Ini film paling rapi, menurut saya, yang pernah saya kerjakan. Dulu adalah Heart, tapi ini lebih rapi Saya rasa sulit mencari perbedaannya dengan film-film kelas dunia,” ujarnya. (gen/ayi)

JAKARTA – Film Perempuan Berkalung Sorban (PBS) menolak dikatakan mengikuti sukses film-film religi sebelumnya. Film yang akan dirilis di bioskop


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News