Perempuan di Bawah 25 Tahun Paling Banyak Kehilangan Pekerjaan Semasa Pandemi

 Perempuan di Bawah 25 Tahun Paling Banyak Kehilangan Pekerjaan Semasa Pandemi
Perempuan berusia 15 sampai 24 tahun hanya 8 persen dari angkatan kerja yang namun yang kehilangan pekerjaan semasa pandemi sebanyak 20 persen. (Brooke Cagle, Unsplash)

"Mereka bekerja di bidang ritel, hospitality [industri layanan jasa makanan dan minuman], di bidang seni, dan ini adalah sektor-sektor yang paling terpengaruh," katanya kepada ABC.

Direktur Eksekutif AIIW, Julie Reilly khawatir dengan dampak jangka panjang dari hilangnya pekerjaan tersebut.

"Pandemi bisa menunda masuknya perempuan ke dunia kerja sekitar satu tahun," katanya.

"Pandemi sudah menciptakan risiko besar bagi masa depan ekonomi para perempuan muda di Australia dan semakin mengancam kesetaraan gender yang sudah diperjuangkan selama puluhan tahun terakhir."

Kelompok migran lebih terpengaruh lagi

Laporan juga mengatakan para migran muda, baik perempuan dan laki-laki, juga paling tinggi terpengaruh secara ekonomi oleh pandemi di Australia.

Yang paling terpengaruh adalah perempuan muda dari yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris. 45 persen dari mereka kehilangan pekerjaan di bulan Mei 2021.

Halima, perempuan berusia 24 tahun yang tinggal di Melbourne, tiba di Australia dari Kenya lima tahun lalu.

Dia sedang belajar untuk mendapatkan sertifikat di bidang masakan komersial dan bekerja sedikitnya lima hari seminggu sebelum pandemi, tapi kemudian pekerjaannya berkurang.

Sekitar delapan persen dari angkatan kerja di Australia adalah perempuan berusia antara 15 sampai 24 tahun

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News