Perempuan di Negara Ini Menghadapi Kengerian Ganda, 3 Bulan Sudah 1.000 Dibunuh

Perempuan di Negara Ini Menghadapi Kengerian Ganda, 3 Bulan Sudah 1.000 Dibunuh
Perempuan membunyikan panci dan wajan sebagai bentuk protes terhadap kekerasan gender dan femisida di Kota Meksiko, Meksiko, Jumat (6/3/2020). Foto: REUTERS/Luisa Gonzalez/ama/djo

Pemerintah melaporkan bahwa setidaknya 720 perempuan dibunuh pada kuartal pertama tahun ini dan 244 perempuan adalah korban dari pembunuhan femisida yaitu ketika seorang perempuan dibunuh karena jenis kelaminnya.

Setahun yang lalu, setidaknya 890 wanita dibunuh.

Kekerasan berbasis gender tersebar luas di negara Amerika Latin.

Badan statistik nasional (INEGI) mengatakan dua pertiga perempuan di Meksiko telah mengalami beberapa bentuk kekerasan, dengan hampir 44% menderita penganiayaan dari pasangannya.

Tingkat feminisme telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, dan kekerasan geng telah mendorong tingkat pembunuhan ke rekor tertinggi. Sebagian besar kejahatan kekerasan di Meksiko tidak terpecahkan.

Dengan aturan karantina wilayah akibat virus corona diperpanjang hingga setidaknya akhir Mei, para pegiat khawatir bahwa tingkat kekerasan yang mengkhawatirkan seperti itu bisa menjadi lebih buruk.

Telepon dan pesan yang dikirim ke Jaringan Perlindungan Nasional - jaringan hampir 70 tempat perlindungan bagi perempuan korban kekerasan - meningkat lebih dari 80 persen antara pertengahan Maret dan pertengahan April jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Ini mengerikan. Saya pikir lebih banyak perempuan bisa tewas karena aksi kekerasan daripada COVID pada periode ini," kata Patricia Olamendi, seorang pengacara yang mewakili para korban kekerasan dan telah menulis protokol tentang investigasi pembunuhan berbasis gender.

Selama tiga bulan pertama 2020 atau di masa pandemi virus corona, sudah hampir 1.000 perempuan dibunuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News