Perempuan Keturunan Asia di Australia Jadi Target Aksi Pelecehan Seksual dan Rasial
"Polisi tidak mendapatkan pelatihan memadai untuk mengurusi insiden seperti ini," kata Natasha.
Holly Tang yang melaporkan kejadian ke Kepolisian New South Wales di tahun 2015 merasa kecewa dan semakin trauma setelah itu.
"Saya langsung ke kantor polisi, namun tak menyadari bahwa saya akan berada di sana selama dua tiga jam untuk menceritakan kejadian," katanya.
"Saya juga tak menyadari harus membuka baju agar polisi bisa mengambil foto. Pengalaman itu saja sangat traumatis," ungkapnya.
Satu setengah tahun kemudian, polisi menyatakan sudah menutup kasus yang dilaporkan Holly karena tak bisa menemukan pelakunya.
Juru bicara polisi menyatakan, "Kepolisian NSW memperlakukan semua laporan kejadian secara serius dan kami mendorong siapa saja yang memiliki informasi mengenai tindakan penyerangan apapun untuk melapor ke polisi."
Holly mengatakan sekarang dia berusaha semaksimal mungkin agar putrinya yang berusia empat tahun tidak mengalami apa yang pernah dialaminya.
"Saya berharap anakku yang setengah bule, setengah Asia ini lebih mirip bapaknya, sehingga dia tidak menjadi sasaran," katanya.
Sebuah laporan terbaru di Australia menyebutkan banyak perempuan mengalami pelecehan seksual di jalan-jalan namun ketika melapor ke pihak berwajib, mereka malah kecewa
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka