Perempuan Penyelam Ini Cerita Kondisi Korban Lion Air

Perempuan Penyelam Ini Cerita Kondisi Korban Lion Air
Penyelam wanita Johan P Majabubun di posko terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (3/11/18). FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS

Dengan begitu, bila diangkat dari dalam laut, airnya bisa ditiriskan. ”Jaringnya mirip tempat bawang merah atau bawah putih itu. Tapi, lebih kuat,” ungkap dia.

Bekerja dengan banyak penyelam, total untuk rescue sesuai data Basarnas ada 154 orang, ternyata tidak cukup mudah. Sebab, tiap penyelam tentu punya kemampuan yang berbeda-beda.

Johan yang punya sertifikasi A3 dari POSSI kerap mendapati penyelam yang kurang punya kemampuan atau daya apung di atas dasar laut yang berlumpur. ”Ngepak lumpur jadi naik sehingga ganggu teman belakangnya,” imbuhnya.

Hampir tiap hari pasukan penyelam dari POSSI berangkat pagi dan kembali malam. Ada pula yang sampai menginap di laut. Sementara itu, Johan memilih untuk pulang karena ada dua anaknya yang menunggu serta delapan anjing miliknya.

”Anak-anak sih sudah percaya saja. Saat pamitan, mereka biasa saja,” ujar ibunda Jason, 20, dan Fiona, 14, tersebut.

Dua anak Johan juga mengikuti jejaknya sebagai penyelam. Johan mengatakan suka selam sejak dulu. Alasannya sederhana. Dia suka bermain air.

Bukan karena sekadar suka dengan indahnya karang dan pasir lautan. ”Aku lebih mensyukuri hebatnya Tuhan. Sampai bikin manusia yang tak punya insang, tapi bernapas di dalam air,” tutur dia.

Ketua Dewan Instruktur PB POSSI Hanny Tambuwun mengungkapkan, Johan memang satu-satunya penyelam perempuan mereka yang turun dalam evakuasi korban Lion Air itu. Total ada 40 penyelam yang bergantian untuk turut membantu penyelaman dan menemukan korban.

Wajah Johan P Majabubun tak tampak lelah meski baru saja seharian turut membantu tim evakuasi korban Lion Air PK-LQP di perairan Karawang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News