Perencanaan Keuangan Masa Depan Makin Mudah dengan Obligasi dan Reksa Dana BRI

Apalagi jika kebiasaan belanja impulsif ini dilakukan secara terus menerus, hal ini bisa mengakibatkan pemborosan yang tentunya dapat mengancam kesehatan finansial.
Tidak hanya mempengaruhi kesehatan finansial, perilaku belanja impulsif juga dapat berdampak negatif pada beberapa hal berikut ini:
Penumpukan Barang Tidak Terpakai
Kebiasaan belanja secara impulsif bisa menyebabkan banyak barang menumpuk di rumah. Karena belanja yang hanya didasarkan pada keinginan semata, barang-barang yang sudah dibeli bisa jadi tidak dibutuhkan atau hanya terpakai sekali sehingga barang yang lainnya akan mubazir.
Rentan Terjerat Pinjaman
Perilaku belanja impulsif bisa mendorong pelakunya untuk mengambil jalan pintas dengan pinjaman. Apabila dilakukan secara terus menerus dan kemampuan finansial tidak mencukupi, bukan tidak mungkin pelaku impulsive buying ini bisa terjerat pinjaman atau kredit.
Sulit Merencanakan Keuangan untuk Masa Depan
Belanja secara impulsif ini cenderung membuat pelakunya semakin boros. Mereka rela menghabiskan uang untuk belanja hal-hal tidak penting yang sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan. Hal inilah yang pada akhirnya membuat pengeluaran utama harus rela dikorbankan demi keinginan sesaat.
Mencapai kemerdekaan finansial tidak mudah jika tanpa perencanaan keuangan yang baik.
- Promo Pegadaian Digital, Nikmati Berbagai Diskon dan Goldback
- Kuartal I-2025, Pertumbuhan Kredit dan Tabungan BNI Naik 10%
- Imigrasi Pemalang & BRI Gelar Bakti Sosial di Panti Asuhan Dewi Masyithoh
- Modernland Realty Pangkas Beban Utang Obligasi Luar Negeri Sebesar Rp1,7 Triliun
- ASDP Kembali Terapkan Diskon Tarif Layanan Ekspres Mulai 3-7 April, Ini Besarannya
- BRI Life Beri Perlindungan Double Care untuk Ribuan Pemudik